Hargo.co.id, GORONTALO – Pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 telah memasuki tahapan penghitungan suara. Dapat dipastikan dari ribuan caleg yang masuk dalam daftar caleg tetap (DCT) akan banyak yang gagal.
Bagi caleg yang tak terpilih pada kompetisi Pemilu yang dihelat pada Rabu 14 Februari 2024, tidak perlu khawatir. Bila stres lantaran tak mampu menerima kenyataan pahit, pengelola Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tombulilato sudah siap menampung perawatan gangguan jiwa.
Direktur RSUD Tombulilato, dr. Milyadi Maksum mengaku sejatinya tidak ada persiapan khusus atau program tersendiri untuk perhelatan Pemilu 2024. Hanya saja jika memang dibutuhkan maka pihaknya siap memfasilitasi ruangan untuk caleg yang stres akibat gagal terpilih.
“Tidak ada program khusus, cuma memang kami sementara saat ini sedang menggenjot ada bangunan jiwa lama yang kami rubah jadi ruang isolasi. Kami maksimalkan jadi 13 ruang isolasi baru maka kami berharap sih minggu ini sudah selesai karena progresnya sudah 70 persen,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata dia, 13 ruang isolasi untuk menambah kapasitas ketersediaan saja. Karena khusus layanan jiwa di RSUD Tombulilato, hanya punya 67 tempat tidur.
“Maka kita coba tambahkan 13 ruang baru. Maka siapapun sebenarnya kita siap layani tak terkecuali kali-kali ada caleg yang masuk kami siap tampung,” ujarnya menjawab pertanyaan awak media.
RSUD Tombulilato kategori rumah sakit umum bertipe D. Selama ini ia akui selalu di branding sebagai rumah sakit jiwa bagi masyarakat. Karena itu terkait pelayanan secara umum semuanya dipastikan dilayani dan secara khusus juga tersedia layanan jiwa tergantung kebutuhan pasien.
“Kalau caleg gagal mungkin ada treatment tersendiri menggunakan metode konseling untuk mencari solusi dan therapi aktifitas kelompok untuk depresi berat agar mereka bisa membuka diri karena depresi itu kecenderungan bunuh diri. Jadi tergantung kita selalu lakukan sesuai berdasarkan kebutuhan pasien, ” jelasnya
Untuk 13 ruang isolasi baru itu dipastikan fasilitas yang tersedia
akan sama menggunakan standar ruang layanan kejiwaan pada umumnya
misalnya hanya tersedia tempat tidur sama tempat membuang kotoran.
“Baju, makan dan minum serta obat kami siapkan kalau fasilitas lain tidak ada. Karena pasien jiwa tidak boleh banyak fasilitas lain karena takut kecenderungan melukai diri sendiri, bahkan untuk menghindarinya kadang kami pakai tempat tidur tanam, atau hanya pakai kasur saja, ” ujarnya
Sementara untuk tenaga pelayanan ia pastikan di RS Tombulilato telah tersedia Total 170 pegawai
yang didalamnya termasuk 50 perawat untuk pelayanan umum.
Sebanyak 9 perawat di layanan jiwa, serta sisanya di unit atau bagian lainnya.
“Kami tipe D dengan 145 tempat tidur. Kami baru-baru proses akreditasinya Sehingga kami dapatkan standar akreditas utama, satu level dibawah paripurna,” pungkasnya.(*)
Penulis: Caisar