BULANGO ULU, Hargo.co.id – Miris rasanya jika harus melihat kondisi masyarakat di wilayah Mongiilo di Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango.
Bukan hanya kondisi jalan yang memprihatinkan, namun daerah terisolir di kabupaten Bone Bolango jika hujan jalan akan dipenuhi lumpur, sisi kiri jurang dan sisi kanan tebing. Parahnya lagi, daerah tersebut tidak tersedia listrik maupun jaringan seluler.
Padahal, warga setempat sudah bisa membayangkan kondisi jalan yang mulus, ketika mengetahui provinsi Gorontalo otonom dari Sulawesi Utara dan Kabupaten Bone Bolango terbentuk.
[Baca:Â Punya Potensi Alam yang Luar Biasa, Mongiilo Masih Terisolir]
Namun sudah tiga kali berganti Gubernur Gorontalo, dari era Fadel Muhammad, Gusnar Ismail dan Rusli Habibie, wilayah Mongiilo seperti terlupakan.
Begitu pun dengan pemerintah Bone Boolango, sejak masa Bupati Ismet Mile hingga kini periode kedua Hamim Pou, belum mampu membuka keterisoliran Monggiilo.
Terakhir, Rusli Habibie pernah menyatakan siap membangun jalan di Mongiilo, asalkan Pemda Bone Bolango menyerahkannya ke Pemprov, sebab akses jalan Mongiilo bukan akses jalan provinsi tapi berstatus jalan kabupaten.
“Kami butuh jalan pak, jembatan juga, karena hanya menyeberang pakai rakit,”Gufran Kue salah satu warga Mongiilo.
Ia mengatakan, akses jalan yang representatif merupakan mimpi warga Mongiilo yang entah kapan akan terealisasi.
Tidak hanya jalan, jembatan juga menjadi harapan besar. Setidaknya ada tiga titik jembatan yang harusnya dibangun, yakni jembatan Bunuo, jembatan Mongiilo dan jembatan Owata.
Jika semua akses ini terealisasi, maka sudah pasti perekonomian masyarakat meningkat, karena arus distribusi barang dan orang yang cepat.
Mongiilo hanya salah satu desa di wilayah ini, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Bulango Ulu. Totalnya ada 6 desa yang kondisinya terisolir.
Yakni Desa Mongiilo, Desa Mongiilo Utara, Desa Ilomata, Desa Owata, Desa Pilolaheya, dan Desa Suka Makmur. Bulango Ulu sendiri memiliki luas 78,41 Km2, dengan total penduduk kurang lebih 1033 KK atau 3.800 jiwa. Tercatata ada sebanyak sebanyak 632 orang siswa dari seluruh jenjang. (csr/roy/and/hargo)
