Hargo.co.id TILAMUTA- Petani jagung di Kecamatan Paguyaman meradang. Pasalnya,sebagian tanaman jagung milik mereka terancam gagal panen akibat kekurangan pasokan air.

Irsyad Hasan, salah seorang petani menuturkan,terjadinya kekeringan pasca musim hujan baru-baru ini menyebabkan tanaman jagung layu di usia muda.
“Apa boleh buat, musim memang belum mendukung,” utaranya. Menurut Irsyad, terjadinya ancaman puso atau gagal panen para petani jagung tersebut menyebabkan beban para petani semakin bertamah.

Betapa tidak, musim kemarau panjang yang terjadi menyebabkan para petani tidak melaksanakan penanaman selama beberapa musim. Hal ini menyebabkan para petani kehabisan modal.
“Untuk ongkos musim tanam baru-baru ini, kami terpaksa mengutang, tetapi jika gagal panen, tentu hal ini akan sangat menambah beban,” utaranya.
Irsyad melanjutkan, pihaknya pernah mendengar adanya program pompanisasi oleh Dinas Pertanian Boalemo, namun diakuinya belum sampai ke lokasi mereka.
Kepala Dinas Pertanian Nurdin Baderan yang dikonfirmasi melalui Kepala Bidang Perkebunan Handriadi menuturkan, di Kabupate Boalemo saat ini luas total luas tanaman jagung kurang lebih 17 hekatare.
“Hampir 40 persennya yakni 7 hektare yang sudah diprediksi gagal panen, sementara sisanya yang 10 haktare juga sangat terancam, jika memang dalam dua pecan ke depan hujan tidak turun, maka sebagian besar tanaan jagung di Boalemo akan puso,†kata Handriadi.
Dituturkannya, kondisi demikian dikarenakan cuaca yang terbilang ekstrim, sehingga menggagalkan
prediksi pertanian untuk musim ini.
“Efek perubahan musim, menimbulkan cuaca yang ekstrim, turun hujan belum dapat diprediksi lagi, ini yang kemudian menimbulkan gagalnya hasil tanaman para petani,â€utaranya.(gip/hargo)