Hargo.co.id GORONTALO – Dua mobil pickap melintas dengan ekstra hati-hati dari arah Desa Owata, Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango menuju jalan trans Tapa, Sabtu (27/2).
Para sopir segera menepikan kendaraan mereka ketika berpapasan dengan kendaraan lain melintas dari arah sebaliknya.
Dua pickap sarat muatan jagung kering hasil panen para petani di wilayah itu, juga berjalan ekstra hati-hati. Ini karena kondisi jalan yang tidak layak untuk memacu laju kendaraan.
Sejak masuk dari simpang tiga irigasi Tapa menuju Mongiilo, langsung menemui jalan yang tak beraspal, lebarnya kurang dari 5 meter, disisi kiri jalan terdapat jurang yang curam, sisi kananya adalah tebing yang rawan longsor.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya kubangan di jalan, berbatu, di beberapa titik terdapat bekas longsor. Singkat kata, jalannya rusak parah.!
Inilah kondisi akses jalan Mongiilo. Bila datang hujan, kadang desa-desa yang ada di kawasan itu terisolir, karena banjir dan longsor.
Ada tujuh desa, masing-masing Desa Kopi, Desa Owata, Desa Mongiilo Utara, Desa Mongiilo Selatan, Desa Pilolaheya, Desa Ilotidea, dan Desa Sukamakmur, yang menggantungkan ‘hidup’ mereka dari akses jalan yang rusak parah itu. Delapan desa tersebut kaya akan hasil alam, pertanian dan perkebunan.
Buah durian, sangat terkenal dari wilayah ini. Produksi jagung setiap panen juga melimpah. Tapi lagi-lagi, masyarakat kesulitan memasarkan hasil panen hanya gara-gara akses jalan yang tidak memadai.