Asmara di Balik Penculikan Maut Puji Astrianto, Oknum TNI Terlibat

×

Asmara di Balik Penculikan Maut Puji Astrianto, Oknum TNI Terlibat

Share this article
Istri Puji Astrianto histeris saat berada di kamar mayat RSSA Malang. (Tika Hapsari/JawaPos.com)

Hargo.co.id, MALANG – Penculikan terhadap Puji Astrianto (30) berujung kematian. Ayah dua anak itu meninggal setelah diculik empat orang, satu di antaranya oknum TNI AD. Jenazah Puji dikubur di area kebun sengon di Jabung, Kabupaten Malang.

Polisi telah mengamankan dua pelaku penculikan Puji Astrianto. Keduanya merupakan warga sipil berinisial F dan C. Berdasarkan informasi yang didapatkan polisi dari saksi dan pelaku, dugaan sementara, motif penculikan yang berakhir pada kematian Puji adalah perkara asmara.

Warga Jalan Bunga Srigading Kota Malang itu diduga menjadi selingkuhan istri Rn alias NS. NS diketahui merupakan oknum anggota Divisi 2 Kostrad, berasal dari tamtama. “Motif sekilas hubungan asmara dengan salah satu pelaku,” kata Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung, di Mapolres Malang, Rabu (30/5).

Dirgahayu Radio Republik Indonesia

Dugaan Ujung ini, diperkuat dengan keterangan dari Sulastri, ibu korban. Sulastri menuturkan, anaknya ini sering diancam oleh Rn. Bahkan, sebulan lalu sebelum kejadian, Rn mendatangi Puji dan melabraknya.

“Katanya menggoda dan selingkuh dengan Y (istri Rn). Tapi saya nggak percaya, saya tahu anak saya seperti apa,” katanya sembari menambahkan Puji memiliki dua anak yang masih kecil.

Bahkan Sabtu (26/5), hari ketika Puji menghilang, anaknya ini sempat telepon kepada Sulastri. Dia meminta agar dikawal pulang oleh seorang rekan. Pasalnya, dia ketakutan setelah diancam kembali oleh Rn.

Ketika sedang bercakap di telepon, tiba-tiba saja sambungan terputus. Sulastri pun kesulitan menghubungi Puji.

Dia sudah curiga bahwa Rn membuntuti anaknya dalam perjalanan pulang dari toko ritel modern di Pakisaji ke rumahnya, di Jalan Bunga Srigading. Sebagai ibu, instingnya mengatakan bahwa anaknya dalam bahaya.

Dia lantas mencoba mencari Puji. Di perempatan Jalan Sigura-gura, dia mendapati mobil milik Rn mengalami kecelakaan. Perasannya berkata bahwa anaknya ada di dalam sana.

“Ketika saya cari, kok nggak ada. Saya nyari kemana-mana, tapi tidak ketemu,” katanya sendu. Sementara itu, istri korban, Alfa Quroida, menangis histeris bahkan harus dibopong, ketika berada di kamar mayat, Selasa (29/5). Dia tidak percaya bahwa suaminya telah tiada.

(tik/jpc/pojoksatu)