Hargo.co.id Bagi Lucky, kehidupannya sebagai seorang gay tentu memiliki dua sisi mata uang. Di satu sisi menjanjikan kenikmatan semu. Namun, di sisi lain memberikan kesedihan terdalam bagi batinnya.
Dengan menjadi gay, diakui itu sangat berperan bagi perjalanan karirnya hingga saat ini. Tapi, Lucky juga tak bisa bohong kalau dia kerap merasa ketakutan saat sedang sendirian. â€Saya takut kalau keluarga tahu. Pasti mereka malu dan mengusir saya,†katanya sembari menerawang.
Bukan tidak pernah Lucky mencoba keluar dari zona nyaman kehidupan gay, tapi lagi-lagi, atas dasar kebutuhan hidup dan kebiasaan, dia akhirnya kembali lagi ke komunitasnya. Dia sadar bahwa pilihan hidup dan orientasi seksualnya menyimpang. Tapi, kembali menjadi sembuh rasanya sangat berat sekali.
Apalagi, saat sekolah Lucky pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren yang setara SMP. â€Jadi saya tahu benar apa yang saya lakukan ini salah. Saya juga tahu kisah azab yang dijatuhkan Allah kepada umat Nabi Luth. Saya tahu itu, tapi gimana lagi mas? Saya sudah mencoba tapi saya nggak bisa,†ceritanya lantas terisak.