Hargo.co.id, GORONTALO – Langkah pihak Bandara Djalaluddin Gorontalo yang baru mengumumkan untuk menghentikan semua aktivitas penerbangan disesalkan oleh sejumlah penumpang.
Menurut mereka, pihak manajemen Bandara Djalaluddin Gorontalo, tidak memberikan informasi lebih awal terkait pembatalan penerbangan akibat erupsi Gunung Raung di Sulawesi Utara.
Baim, salah satu penumpang Lion Air tujuan Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan,
seharusnya pihak bandara memberitahukan hal tersebut lebih awal agar mereka tidak perlu datang ke bandara.
“Saya sedikit kecewa juga dengan keputusan ini, ya karena saya sebelum ke bandara tidak mendapatkan informasi, nanti sudah tiba di bandara dan siap berangkat informasi baru disampaikan oleh pihak bandara,” kata Baim, salah satu penumpang saat diwawancarai awak media.
Dirinya mengatakan, akibat informasi pembatasan yang baru diumumkan tersebut, sekitar 100 penumpang Lion Air yang hendak transit di Makassar, turut membatalkan perjalanannya.
Dia juga menyayangkan ketidakpastian mengenai informasi penerbangan selanjutnya. Kendati demikian, dirinya tetap akan menunggu pembaruan informasi secara berkala.
“Kalau penerbangan selanjutnya itu belum disampaikan, karena informasi itu disampaikan secara berkala. Misal, hari ini akan diberitahukan pada pukul 16.00 WITA kemudian diperpanjang sampai pada besok hari hingga jam 12.00 siang,” kata Baim.
Sementara itu, Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo Joko Harjani dalam keterangannya menyampaikan, terhitung sejak Selasa (30/4/24) hari ini, Bandara Djalaluddin Gorontalo resmi ditutup sementara.
Hal ini sehubungan dengan terbitnya NOTAM No.C0575/24 NOTAMN,
dengan ringkasan isi NOTAM adalah penutupan sementara Bandara Djalaluddin Gorontalo
akibat dampak abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Oleh karena itu, Bandara Djalaluddin Gorontalo dinyatakan ditutup hari ini, 30 April 2024,
mulai pukul 10.00 WITA sampai dengan 16.00 WITA.
“Dampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang itu, saat ini telah meluas hingga Ruang Udara Bandara Djalaluddin Gorontalo sehingga mengganggu keselamatan penerbangan di wilayah Provinsi Gorontalo,”ungkap Joko.
Dirinya menjelaskan, sampai saat ini, pihaknya beserta stakeholder terkait, termasuk Kantor Otoritas Bandar Udara
Wilayah VIII Manado, GM Airnav Manado, dan Pelayanan Informasi Aeronautika Manado terus melakukan koordinasi secara berkala.
Koordinasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan dampak abu vulkanik Gunung Ruang
terhadap wilayah Provinsi Gorontalo untuk menentukan perpanjangan maupun pencabutan NOTAM tersebut.
Joko mengatakan, perkembangan informasi terkait penutupan sementara Bandara Djalaluddin Gorontalo akan disampaikan secara berkala.(*)
Penulis: Raman Supriyatna Tamu / Mahasiswa Magang UNG
Editor: Sucipto Mokodompis