Hargo.co.id Marisa Tragedi berdarah itu berawal dari Sekitar Pukul 12.30 Wita, melintas bus AKAP DN 7833 C jurusan Gorontalo-Palu. Bus tersebut bergerak dari Kota Gorontalo menuju Palu. Bus yang dikendarai Fauzy Abdullah itu dicegat Ino. “Minta uang Rp 20 ribu, mau pake tambah-tambah bagate (mabuk,red),†ujar Ino.
“Tak ada uang,†jawab Fauzy sambil berlalu. Tak jauh dari pangkalan, tepatnya di depan kantor Camat Marisa, sopir cadangan Agus Lasinta menyampaikan ke Fauzy ada penumpang yang turun. Fauzy lantas menghentikan bus tepat di depan kantor Camat Marisa (sekitar 15 meter dari pangkalan).
Ino lantas berjalan mendatangi bus dan berkata kepada Fauzy, “Kenapa, ngana marah kita ada pukul itu oto?â€. Melihat Ino tanpa mengenakan baju dan terselip pisau di pinggang kiri, Fauzy memilih menghindar. Fauzy lantas membantu menurunkan barang penumpang yang akan turun.
Emosi Ino makin meninggi. Ino yang berusaha menemui Fauzy berpapasan dengan Rahman. Keduanya lantas terlibat adu mulut. Tiba-tiba Ino mencabut pisau yang terselip di pinggangnya.
sampai akhirnyan terjadi perkara yang tak di inginkan, ironisnya sopir bus tersebut kena tebasan ditelapak tangan dan siku sampai akhirnya Korban meninggal dunia akibat kehabisan darah (kif/hargo)