Bonbol Masih Kurang 621 Guru, Honorer Siap-siap Jadi ASN

×

Bonbol Masih Kurang 621 Guru, Honorer Siap-siap Jadi ASN

Share this article
ilustrasi

Hargo.co.id Gorontalo – Ketersediaan tenaga guru masih menjadi PR tersendiri bagi pemerintah daerah. Seperti di Bone Bolango (Bonbol), hingga kini masih membutuhkan sedikitnya 621 guru.

Dari informasi yang berhasil dirangkum Gorontalo Post, dari 130 SD yang ada di Bonbol, masih ada kekurangan 317 guru kelas berstatus PNS, belum termasuk guru pendidikan agama sekitar 27 orang dan Penjas 34 orang. Sedangka untuk guru TK, totalnya sebanyak 243 orang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bonbol, melalui Kepala Seksi GTK Dikdas Jalaludin menyampaikan, untuk kebutuhan guru SMP meski belum sepenuhnya dirincikan kekurangannya namun tak menapik bahwa rata-rata setiap sekolah masih mengalami kekurangan guru lima mata pelajaran. “Salah satu solusi yang telah dilakukan yakni setiap tahunnya ada peluang pengangkatan guru honor maupun guru kontrak dan itu dibiayai lewat dana BOS,” jelas Jalaludin.

Dirgahayu Radio Republik Indonesia

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Ketenagaan, Ismail Huntua mengatakan, jika sesuai kewenangan maka hanya tiga jenjang pendidikan saja yang berwenang dikelola Diknas Bonbol dan dari data guru yang ada masih juga mengalami kekurangan. “Kami terus terang di Bonbol masih mengalami kekurangan guru.

Di jenjang SD, hampir di semua sekolah yang jauh, mengalami kekurangan tiga sampai empat orang guru ASN,” ujarnya. Oleh karena itu, salah satu cara yang dilakukan yakni pengangkatan guru honorer. Hanya saja, yang menjadi perhatian utama yakni harus memenuhi kriteria tenaga pengajar yang memiliki kesesuaian kompetensi linier dengan satuan pendidikan di tempat tugasnya.

Disisi lain, kata Ismail Huntua, kasus kekurangan juga terjadi di jenjang TK. “Seharusnya dalam dua kelas diajar oleh masing-masing guru PNS, namun temuan di lapangan, hanya guru honorer yang mengajar,” katanya.

Di level SMP sendiri, jika dilihat dari guru mata pelajaran, hampir semua sekolah mengalami kekurangan. Mulai dari guru pelajaran Bahasa Indonesia, TIK, Seni Budaya, PPKN dan guru Penjas.

Meski tidak serinci yang dijelaskan, namun dia akui bahwa dari jumlah kekurangan guru pada lima mata pelajaran itu, pihaknya selalu berharap agar pihak sekolah bisa memikirkan persoalan tersebut supaya tidak mempengaruhi optimalisasi pembelajaran.

Untuk mengatasi persoalan itu juga pihaknya pernah berupaya melakukan upaya pemerataan. Tapi lagi-lagi pemindahan guru PNS dari satu wilayah ke wilayah lain malah mengganggu data Dapodik, SIM PKB. “Intinya, guru di Bonbol masih sangat kurang dan ini yang kami harapkan bisa mendapatkan solusi,” pungkasnya. (Csr/hg)