ramadan2024

ramadan2024

Dia The Lord of The Books, Kolektor Buku dari Tempat Sampah

×

Dia The Lord of The Books, Kolektor Buku dari Tempat Sampah

Sebarkan artikel ini
SUMBER ILMU: Jose Alberto Gutierezz di atas tumpukkan buku koleksinya. (Gonzotoday)

Hargo.co.id – Jose Alberto Gutierrez tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Sekolahnya hanya sampai SMP. Itu pun tidak sampai tamat. Tapi, kini, di seluruh penjuru Kota Bogota, dia dikenal sebagai sumber ilmu. Padahal, dia hanya berprofesi sebagai tukang sampah.

hari kesaktian pancasila

Semuanya berawal dari Anna Karenina. Sekitar dua dekade lalu, ketika menjalankan tugas rutinnya memindahkan sampah dari tong ke mobil bak, dia melihat novel klasik karangan Count Lev Nikolayevich Tolstoy alias Leo Tolstoy itu tergeletak di antara tumpukan sampah. Penasaran, Gutierrez memungut buku tersebut. Dia merasa sayang jika buku yang terkenal di seluruh dunia itu dibinasakan.

Gutierrez lantas menyimpan novel Anna Karenina yang sudah tak diinginkan pemiliknya itu di rumahnya. Tak lama, bapak tiga anak tersebut kembali menemukan buku-buku yang dibuang pemiliknya. Anna Karenina pun jadi punya teman. Di antaranya, The Little Prince, Sophie’s World, The Iliad, dan beberapa novel laris karya Gabriel Garcia Marquez, sastrawan besar Kolombia.

Example 300250

”Saya jadi tahu bahwa orang-orang membuang begitu saja buku-buku mereka di tong sampah,” kata pria 50 tahun itu, sebagaimana dilansir BBC pada Selasa (6/6). Meski hanya memiliki ijazah sekolah dasar (SD), Gutierrez bukanlah orang yang tidak peduli pada ilmu pengetahuan. Dia memahami bahwa salah satu sumber ilmu adalah buku. Karena itu, setiap kali menemukan buku di tempat sampah, dia memungutnya dan membawanya pulang.

Dalam hitungan bulan, koleksi bukunya bertambah pesat. Anna Karenina pun harus berbagi tempat dengan ribuan buku lainnya di rumah Gutierrez. Buku-buku bekas, tepatnya buku buangan dari permukiman-permukiman elite Bogota, tersebut lambat laun mengambil alih rumah yang ditinggali Gutierrez bersama istri dan tiga anaknya.

Dominasi buku di rumah itu mengundang perhatian tetangga. Mereka yang tinggal di kanan-kiri pria berambut ikal tersebut kemudian mulai memanfaatkannya. ”Tetangga meminjam buku-buku yang saya koleksi. Biasanya untuk membantu anak-anak mereka mengerjakan tugas sekolah,” kata suami Luz Merry itu.

Ramadhan 2024

Sejak saat itu, rumah Gutierrez dikenal sebagai perpustakaan gratis oleh warga sekitar. Mereka bergantian meminjam buku yang jumlahnya makin banyak tersebut. Kabar itu pun sampai ke telinga para insan pendidikan dan penguasa Bogota. Mereka lantas bekerja sama dengan Gutierrez untuk mendonasikan ribuan buku tersebut kepada yang membutuhkan. Terutama sekolah-sekolah di tempat terpencil.

Gayung bersambut. Gutierrez mendukung penuh misi donasi buku itu. Apalagi, lewat cara tersebut, buku yang memenuhi ruangan di rumahnya bisa berkurang. ”Intinya, kami ingin berbagi dengan mereka yang kekurangan. Dalam hal ini, buku,” tuturnya. Begitu buku-buku dari rumah Gutierrez yang kini lebih dikenal sebagai Perpustakaan Gratis Strength of Words itu tersebar ke seluruh Kolombia, Gutierrez menjadi tenar.

Media Kolombia menjuluki tukang sampah yang sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan tersebut sebagai The Lord of the Books. Begitu kisahnya mendunia, Gutierrez pun panen pujian. Dia mendapat apresiasi positif dari berbagai negara. Bahkan, pemberontak FARC yang tinggal di hutan dan sedang menjalani proses damai dengan pemerintah menghubunginya.

”Para mantan gerilyawan FARC minta dikirimi buku sebagai persiapan bagi mereka untuk kembali ke masyarakat,” ungkap Gutierrez. Tentu sang empu buku menyanggupi permintaan itu. Apalagi, dia meyakini bahwa buku-buku yang dikirimkan kepada FARC akan mengubah para gerilyawan yang sebelumnya tidak mengenal peradaban menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik.

”Buku telah mengubah saya. Bagi saya, buku adalah harapan. Melalui buku-buku itu, saya yakin bahwa harapan tentang perdamaian segera terwujud,” ujar Gutierrez. Saat ini, koleksi buku di kediamannya mencapai lebih dari 20 ribu. Meski sudah banyak yang didonasikan, buku-buku tersebut seperti tidak pernah berkurang jumlahnya. Semakin banyak yang disumbangkan, makin banyak yang didapatkan. (hg/BBC/NDTV/hep/c18/any)



hari kesaktian pancasila