Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Didin Wahidin memberikan apersiasi kepada Gorontalo, yang menyambut KKN kebangsaan ini dengan sangat luar biasa, mulai dari penyambutan mahasiswa, hingga pelaksanaan jamuan makam malam oleh pemerintah provinsi Gorontalo.
Dirinya juga berpesan kepada mahasiswa peserta KKN kebangsaan, agar tetap bersikap ramah dilokasi. “Jangan sebagai mahasiswa, kita mengajari masyarakat yang ada di desa. Tapi, kita harus bersama dengan masyarakat desa untuk saling mendukung dalam membangun desa,” jelas Didin.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie yang diwakili Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim menyambut baik kedatangan dari peserta KKN Kebangsaan ini. Ia menyampaikan Gorontalo dikenal sebagai daerah adat, dan dareah Serambi Madinah. “Gorontalo memiliki falasafal adat bersendikan syara, dan syara bersendikan kitabullah. Sehingga orang Gorontalo sangat dikenal dengan keramahannya,” kata Idris Rahim.
Sementara itu Peserta dari Universitas Padjajaran, Bandung, Cici Ningsih, mengaku sangat senang bisa mengikuti pelaksanaan KKN kebangsaan di Gorontalo. “Udara di Gorontalo terasa sangat sejuk, sangat asri, lingkungannya masih terjaga. Saya mendapatkan lokasi di desa Inomata, Kecamatan Bone Raya,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Dhea Nadhila, peserta asal Universitas Malikulsaleh Aceh yang sangat takjub melihat keindahan dari Gorontalo. “Tadi (kemarin,red) dari atas pesawat saya melihat bahwa Gorontalo masih banyak pepohonan,daerahnya hijau banget dan sejuk,” kata Dhea.
Selaku tuan rumah universitas pelaksana KKN Kebangsaan, Rektor UNG Prof. Dr. Syamsu Q Badu, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Wagub Idris Rahim, Sekda Provinsi Gorontalo, Winarni Monoarfa, bupati Bone Bolango Hamim Pou, TNI, Polri, dan semua pihak yang sudah mendukung pelaksanaan KKN kebangsaan.
“Mari kita sukseskan KKN Kebangsaan ini, selama satu bulan, untuk kemajuan Gorontalo,” pungkasnya. (wan/hargo)