Hargo.co.id GORONTALO – Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo, Bone Bolango serta Pohuwato berlangsung dengan suasana spesial, Rabu (17/2). Selain merupakan yang pertama pelantikan serentak, dua mantan Gubernur Gorontalo yakni Fadel Muhammad dan Gusnar Ismail juga ikut hadir.
Turut hadir pula Walikota Gorontalo Marten Taha, Wakil Walikota Budi Doku, mantan Bupati Gorontalo David Bobihoe, mantan Bupati Pohuwato Zainuddin Hasan, Anggota DPD Rahmijati Jahya dan Abubakar Bachmid. Tak ketinggalan Sukri Moonti-Darsianti Tuna, yang merupakan satu-satunya pasangan calon bupati-wakil bupati Gorontalo yang hadir dalam pelantikan bupati terpilih.
Kehadiran Fadel dan Gusnar pada pelantikan tiga bupati yang dipusatkan di rumah dinas gubernur Gorontalo itu menjadi perhatian tersendiri. Sebab pasca berakhirnya masa tugas, baik Fadel maupun Gusnar jarang tampil bersama pada acara yang digelar Pemprov Gorontalo.
Walaupun berada di Gorontalo, Fadel yang kini menjabat Wakil Ketua Komisi VII lebih banyak menjalankan agendanya sendiri. Demikian pula Gusnar Ismail, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Demokrat.
Setelah tak lagi menjabat, Gusnar Ismail sangat jarang terlihat dalam acara-acara resmi yang digelar Pemprov. Seperti Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi, Hari Kemerdekaan 17 Agustus maupun acara resmi lainnya. Lebih spesial lagi karena agenda ini juga mempertemukan Gubernur Rusli Habibie dan Gusnar Ismail, rival politik sejak Pilgub 2011 yang lalu.
Pertemuan antara Rusli Habibie dan Gusnar Ismail berlangsung singkat. Usai acara pelantikan bupati, Rusli Habibie bersama sejumlah pejabat masuk ke dalam ruang tengah rumah dinas untuk makan siang. Tapi sebelum makan, datang Gusnar Ismail bersama ketua DPC Demokrat Gorut Thamrin Mangindaan. Suasana pun langsung ‘cair’.
Rusli dan Gusnar bersalaman bahkan saling peluk. Aksi kedua politisi ini menyedot perhatian orang karena jarang terjadi. “Ana asyik,”kata Thamrin Mangindaan. Mereka lalu foto bersama, didampingi Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Paris Jusuf, Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, dan Walikota Marten Taha serta mantan Bupati Pohuwato Zainudin Hasan.
Usai foto bersama, Gusnar Ismail langsung pamitan, sementara para pejabat lainnya duduk semeja sambil makan siang. Tak lama, datang Fadel Muhammad dan duduk bersama di satu meja dengan Gubernur Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim. Suasananya juga berlangsung akrab.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan biasa antar politisi. Memang kata Rusli, pertemuanya dengan Gusnar Ismail jarang terjadi. Selama menjadi Gubernur, Rusli menyebut baru dua kali bertemu Gusnar. “Pertama saat acara pesta anaknya Sun Biki, dan kedua pelantikan bupati ini,”ujarnya.
Begitu pun dengan Fadel Muhammad, Rusli menyebut komunikasinya dengan Fadel sangat baik, sebab selain Fadel adalah anggota DPR RI dari Gorontalo, Fadel juga memiliki jabatan penting di DPP Golkar. Rusli sendiri adalah ketua DPD Golkar Gorontalo. Sementara itu, Gusnar Ismail juga mengatakan tidak ada pembicaraan serius dalam pertemuan itu.
Adapun terkait dengan pelantikan Bupati, Wakil Ketua komisi VII DPR RI, Fadel Muhammad yang ditemui usai pelantikan berharap, bupati dan wakil bupati yang baru dilantik agar kiranya memberikan perhatian terhadap kawasan agropolitan. Sebab, konsep pembangunan tersebut sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat Gorontalo.”Sektor pertanian ini penting,” tegasnya.
Selain sektor pertanian, Fadel juga meminta agar bupati dan wakil bupati terpilih di 3 daerah, masing-masing Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Pohuwato untuk dapat terus memperhatikan kebutuhan masyarakat, di antaranya sektor kesehatan dan pendidikan.
Terpisah, Gusnar Ismail mengatakan, ketiga bupati yang telah dilantik adalah figur-figur terbaik yang mampu memimpin daerah. Alasannya, Syarif Mbuinga dan Hamim Pou sudah periode kedua memimpin. Sehingga pengalaman memimpin daerah pada periode sebelum ini akan menambah kematangan untuk lebih hebat mengandalikan pemerintahan yang prorakyat.
“Untuk Prof. Nelson sendiri, beliau memiliki track record yang sangat baik. Prestasinya membesarkan perguruan tinggi serta pengalamannya menjadi pimpinan organisasi dan lembaga pemerintahan menjadi jaminan kualitas kepemimpinannya nanti di Kabupaten Gorontalo,” katanya.
Lebih lanjut Gusnar Ismail menekankan koordinasi dan sinergitas antara pemerintah kabupaten/kota dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Selama ini koordinasi tidak terbangun rapi. Tak heran bila 4 tahun terakhir ini anggaran yang cukup besar mengalir ke Gorontalo, namun program yang dilaksanakan tak optimal.
Angka kemiskinan belum mampu ditekan dan masih berada di atas angka kemiskinan secara nasional.
“Gara-gara koordinasi yang tidak maksimal ada anggaran daerah yang harus dikembalikan ke pusat. Makanya, saran saya yang perlu untuk diperkuat saat ini adalah koordinasi dan sinergitas antara gubernur dan bupati/walikota.
Jadi kalau ada masalah di kabupaten/kota jangan di diamkan, tapi koordinasikan dengan pemerintah provinsi. Begitu juga sebaliknya, jika ada masalah di Provinsi, pemerintah kabupaten/kota jangan berdiam diri, tapi dipresure,” tuturnya.(tro/and/dan/hargo)