Innalillahi… Sang Imam Tarawih yang Berpulang di Rakaat Ketujuh
Hargo.co.id – “Wa lad dhoollin….” Ujung lafal Surah Al-Fatihah tersebut menjadi kalimat terakhir yang terucap dari bibir Jarkasih saat menjadi imam salat Tarawih di Langgar Al Fajri di Jalan KH Khalid, Samarinda Ilir. Setelah itu, pria 69 tahun yang mengenakan pakaian serbaputih tersebut ambruk.
Tubuhnya rebah seketika pada rakaat ketujuh. Salat tetap berlanjut. Hardadi maju menggantikan Jarkasih. Lafal surah-surah Alquran yang dibacakan terdengar begitu cepat. Salat ditutup dengan salam. Makmum langgar yang didominasi kaum adam itu lantas berkerumun.
Saat ditemui Kaltim Post (Jawa Pos Group) setelah pemakaman Jarkasih, Sabtu (27/5), dengan mata berkaca-kaca, Helmi, anak sulung almarhum, ingat benar bagaimana lafal Alquran terakhir yang dibaca abahnya itu. Pada Jumat malam tersebut, dia memang mengikuti salat Tarawih yang diimami abahnya.
Masih di dalam langgar, Helmi sudah yakin ayahnya dipanggil Sang Khalik. Namun, pria berambut rapi tersebut tetap ingin membawa abahnya ke rumah sakit. “Ini sudah rencana Yang Mahabesar,” kata Helmi.
Jarkasih sempat dibawa ke RS Bhakti Nugraha. Tapi, sukmanya sudah berpisah dari raga.
Helmi mengungkapkan, abahnya tak memiliki riwayat penyakit kronis. Bahkan, abahnya tak tampak layaknya orang yang sedang sakit. Jarkasih sebelum meninggal beraktivitas seperti biasa. (dra/rom/c23/ami/hg)