Hargo.co.id, GORONTALO – Proyek jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) bakal menjadi salah satu ikon Provinsi Gorontalo.
Bagaimana tidak, proyek yang dirintis mantan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie ini, akan menggunakan semi terowongan sepanjang 140 meter.
“Terdapat lima jembatan bentang panjang, dan satu Cut and Cover Tunnels, modelnya semi terowongan,” ungkap Kepala Satuan Kerja (Satker) PJN Gorontalo Ringgo Radetyo saat diwawancarai Gorontalopost.id (Grup Hargo.co.id).
Pekerjaan salah satu mega proyek di Gorontalo ini sendiri terus dipacu.
Untuk segmen satu, yakni pembuatan semi terowongan dan jembatan yang menghubungkan Kota Gorontalo dan Bandara Jalaludin itu dipastikan akan beroperasi pada 2024 mendatang.
Pantauan wartawan di lapangan, pekerjaan GORR tersebut, terdiri dari 3 jenis pekerjaan yaitu pembangunan jalan, pembangunan jembatan dan pembangunan semi terowongan pada segmen 1 GORR yang kesemuanya sedang dalam tahap penyelesaian, tinggal beberapa bagian yang belum tersambung karena dibatasi bukit yang cukup tinggi.
Ada juga jalan yang masih terputus karena jembatan penghubung sedang dibangun. Terdapat sejumlah alat berat yang dikerahkan untuk pengerjaan jembatan dan terowongan.
Tampak pula lalu lalang truk pengangkut material di lokasi proyek. Untuk memasuki kawasan proyek cukup ketat, harus mendapat ijin dari petugas yang berwewenang sebagai penanggungjawab proyek.
Pengunjung diwajibkan memakai helm demi keamanan dan keselamatan pengunjung.
“Diharapkan dalam 3-4 bulan lagi proses erection sudah bisa dimulai dari jembatan, sehingga kita bisa mengejar target waktu hingga Juni 2024.
Insya Allah GORR ini sudah bisa fungsional sepenuhnya dari arah Kota Gorontalo ke arah Bandara Djalaludin Gorontalo,” kata Ringgo.
Saat ini pihaknya jelas Ringgo sedang memacu juga progres pekerjaan dengan mengerahkan peralatan berat yang cukup banyak untuk penggalian tebing dan penyiapan pilar-pilar jembatan untuk jembatan dua GORR.
Selain itu, ada juga pengerjaan jembatan satu, kurang lebih progresnya sama. Masing-masing jembatan panjangnya mencapai 150 meter.
“Ya, nanti Erection akan dimulai dari jembatan satu dan dua. Kalau kita berbicara dari panjang segmen penanganan,
kurang lebih ada 3,4 kilometer totalnya yang sudah kita rintis dari 2021 sampai nanti akhirnya pada 2024,” jelas Ringgo.
Konsep semi terowongan sendiri, menurut Ringgo pertama di Gorontalo. Ini diharapkan Ringgo perlu menjadi apresiasi bagi warga Gorontalo.
Diungkapkannya, jalan semi terowongan dengan panjang 140 meter itu, mengadopsi konsep dari beberapa lokasi yang ada di daerah Jawa, salah satunnya seperti Nagreg, Bandung.
Jalan semi terowongan dibuat dengan tujuan utama untuk memperhatikan keselamatan pengguna jalan.
Pasalnya, jalan tersebut melintasi potongan dinding lereng bukit yang tinggi dan terjal dan dikhawatirkan adanya guguran-guguran bebatuan saat operasional jalan nanti.
“Kita bikin konsep semi terowongan atau cut and cover begitu, sehingga apapun guguran atau longsoran dari atas bukit bisa kita cegah dan bersihkan. Jadi konsepnya ini untuk keselamatan pengguna jalan,” kata Ringgo.
Untuk lebih menambah nilai estetika, kedepan pihaknya akan menggunakan semacam matras di lereng-lereng
dan bukan lagi menggunakan pengecoran atau pasangan batu.
Konsepnya, kata Ringgo lebih go Green dan akan menjadi sesuatu yang baru di Gorontalo khususnya. Adapun total anggaran proyek tersebut dalam empat tahun anggaran sudah mencapai sekitar Rp 290 Miliar.
Anggaran tersebut diakui Ringgo sudah termasuk perbaikan-perbaikan simpang jalan untuk mengakomodir keselamatan sekaligus meningkatkan kapasitas simpang.
Pasalnya, semua persimpangan GORR akan beropeasional secara full ketika proyek segmen dua sudah tersambung dan sudah beroperasi penuh dan mobilitas akan meningkat.
“Untuk segmen 2 GORR hanya berfokus di pelebaran simpang untuk keselamatan dan perbaikan jalan menjaga kemantapan,” imbuhnnya.
Anggaran yang sudah terserap untuk pelaksanaan proyek saat ini sudah hampir 50 persen. Pihaknya berharap diakhir tahun 2023 nanti progresnya mencapai sekitar 78 persen.
Untuk para pekerja, pihaknya jelas Ringgo sebagian besar menggunakan tenaga lokal khusus pekerjaan yang bersifat umum,
namun untuk pekerjaan spesifik pihaknya mendatangkan tenaga profesional dari luar demi untuk mempeprcepat proses pekerjaan.
Ketika disinggung soal proyek jalan konsep semi terowongan itu bakal menjadi destinasi wisata baru, Ringgo mengungkapkan bahwa hal itu dikembalikan ke Pemda.
“Kami disini hanya menyediakan fasilitas jalannya. sebenarnnya jika berbicara destinasi, bisa dimungkinkan tapi butuh koordinasi dengan pemda setempat
apakah akan dijadikan spot-spot untuk wisata, kalau kami kewenangnnya hanya sebatas ruang milik jalan saja,” tutup Ringgo.(*)