Hargo.co.id — Meski terkesan individualistis dan menjauhi dari nilai sosial, namun harus diakui bahwa metode belajar secara otodidak akan memberikan hasil yang sangat memuaskan walaupun tak semua orang akan mudah untuk menempuhnya.
Ini seperti yang dirasakan Siti Latifa yang belajar desain grafis secara otodidak berbekal pengetahuan dasar yang didapatnya saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Walhasil, saat di perguruan tinggi, Sila pun dipercaya untuk menjadi desain grafis pada sebuah event bertaraf nasional, yakni ‘Gorontalo Broadcasting Expo’.
“Tadinya ilmu yang aku punya baru sebatas dasar-dasarnya saja. Tapi karena diberi sebuah kepercayaan yang cukup besar aku pun memberanikan diri untuk men-challenge (tantangan) diriku sendiri, yakni dengan menerima kepercayaan tersebut. Akhirnya aku pun mengembangkan ilmu dasar-dasar desain grafis yang aku punya tadi secara otodidak, belajar dari internet,” tutur alumnus SMK Negeri 1 Limboto ini.

Sejauh ini, skill mendesain yang dimiliki Sila pun menjadi lebih berkembang. Lewat skill yang dimilikinya juga, dia sudah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah meski belum begitu besar. Hal ini karena Sila masih berstatus mahasiswa sehingga belum bisa bekerja secara profesional.
Tak bisa dipungkiri, meskipun masih sembari belajar menjadi seorang desain grafis, ada suka duka yang sudah dirasakan Sila selama ini.
“Kadang sering jadi desain gratis daripada desain grafis. Makanya aku suka kurang respect aja ketika aku sudah berusaha untuk mengerjakan sebuah desain dengan semaksimal mungkin, tapi tidak mendapat justru kurang diapresiasi. Karena, mendesain itu bukan sesuatu yang mudah,” ujar perempuan kelahiran Gorontalo, 15 Desember 1995 itu.
Kedepannya, perempuan yang kini tengah menyelesaikan studi di prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Gorontalo ini berharap dengan skill yang dimilikinya bisa bekerja dengan lebih baik dan profesional.(tr61/hg)