Hargo.co.id, GORONTALO – Indonesia adalah negara yang kaya kuliner. Itu lantas memunculkan banyak pedagang, baik diperjualbelikan secara modern, maupun yang masih tradisional. Misalnya pedagang Nasi Kuning di Gorontalo.
Nasi Kuning di Gorontalo kerap dinikmati pada pagi hari, atau menjelang memulai aktivitas. Artinya, sebagian masyarakat menjadikan Nasi Kuning menjadi menu untuk sarapan.
Muncul pertanyaan. Apakah saat Ramadan para pedagang Nasi Kuning masih menjual, atau memilih tutup? Jawabannya, dua-duanya. Artinya, ada yang memilih tutup saat Ramadan, ada juga yang berganti menu.
Adapun pedagang nasi kuning yang mengganti menu nasi kuning dengan menu buka puasa disaat bulan ramadan. Alasannya, saat puasa, kebanyakan pelanggan suka makanan di rumah masing-masing.
“Saat puasa, kami tak jual nasi kuning. Kami ganti menu seperti kue, es campur untuk berbuka puasa,†kata Farida Rahmati, salah seorang pedagang nasi kuning yang ditemui di tempat jualannya.
Beda halnya yang dikatakan Tina, juga salah seorang penjual Nasi Kuning. Menurutnya, saat Ramadan tiba, aktivitasnya juga libur. Selain tak laku, Tina juga memilih libur saat Ramadan agar lebih fokus ibadah.
Sama halnya dengan Oma Ade. Saat Ramadan, memilih tak jualan Nasi Kuning karena sudah dipastikan peminat tak ada. Sementara ingin ganti menu yang khusus buka puasa, Oma Ade mengaku tak bisa penuhi karena fokus ibadah. Â (inda/ung/hargo).