Ujian nasional (Unas) kelompok Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) serentak digelar sejak Senin (10/4) kemarin. Di Gorontalo tercatat 7.759 siswa SMA dan 1.771 siswa MA yang menjadi peserta Unas, termasuk 17 siswa asal SMA Negeri Pinogu, Bone Bolango. Bagi para siswa asal Pinogu, Unas merupakan ujian plus-plus. Mereka tak saja berhadapan dengan soal yang menguras otak, namun juga ‘dipaksa’ bisa menggunakan komputer, karena Unas yang mereka ikuti adalah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Catatan: Yudistira
BAGI Siswa asal Pinogu, komputer adalah barang yang langkah nan mewah. Jangankan untuk belajar tentang komputer baik sorftware maupun hardware, barang elektronik multifungsi ini tak ada di sekolah mereka.
Jika pun ada pasti juga tidak digunakan, sebab wilayah Pinogu hingga kini tidak dialiri listrik PLN. Namun semangat anak-anak Pinogu pantut diacungi jempol. Mereka tetap percaya diri bisa menaklukkan Unas dan Komputer.
Memang untuk Unas, SMA Pinogu masih harus bergabung dengan sekolah lainya di Bone Bolango. Sekolah yang baru beroperasi sejak 2014 itu belum diizinkan menyelenggarakan Unas secara mandiri. Mereka menggunakan laboratorium komputer milik SMK Negeri 1 Suwawa untuk ikuti UNBK.
Sebelumnya pihak sekolah memang baru memberikan gambaran tentang penyelenggaraan Unas yang menggunakan komputer, namun prakteknya atau try out tidak pernah dilakukan. Tentu kesempatan try out maupun simulasi UNBK berbeda dengan siswa-siswi di wilayah kota atau pusat kecamatan yang lebih maju, yang menjalani simulasi hingga tiga kali.
“Kami tidak pernah ikut try out, tapi insya Allah tetap lulus 100 persen,†Sintia Damilu, salah satu siswa peserta UNBK asal Pinogu saat ditemui Gorontalo Post di Suwawa, kemarin.
Ia bersama teman-temanya sedang serius untuk belajar. Menghadapi UNBK, mereka hanya sekali mengikuti simulasi. Saat simulasi, barulah mereka tahu tentang fungsi-fungsi komputer dan cara menjawab menggunakan komputer.
Simulasi dilaksanakan hampir seharian pada Sabtu (8/4) atau H-2 pelaksanaan UNBK. Simulasi baru bisa dilakukan hari itu, karena para siswa ini baru tiba di Suwawa pada Jumat (7/4).
“Pelatihan mengisi jawaban di Komputer dibelajarkan kepada kami Sabtu (8/4) kemarin,†kata Sintia.
Untuk ke Suwawa dari Pinogu tentu bukan perkara mudah. Sintia dan rekan-rekanya harus melalui hutan belantara sejauh 47 KM dengan jalan kaki. Memang wilayah Pinogu merupakan wilayah terisolir. Tidak ada akses jalan ke sana.
Jalan kaki adalah cara paling baik untuk menuju dari dan ke Pinogu. Bagi warga yang baru pertama ke Pinogu, jalan kaki akan ditempuh dengan wkatu 9-12 jam. Namun bagi para siswa, rute Pinogu-Suwawa hanya ditempu dengan 6 jam saja. Hal itu karena mereka memang sudah terbiasa dengan berjalan kaki.