ramadan2024

Kisah Pilu Petani Boalemo Jadi Korban Hewan Lepas

×

Kisah Pilu Petani Boalemo Jadi Korban Hewan Lepas

Sebarkan artikel ini
Personil Satpol-PP Boalemo menggelar patroli di Wonosari guna menertibkan hewan lepas. (Foto Istimewa)

Hargo.co.id, GORONTALO – Bagaimana rasanya jika tanaman di kebun, dimakan hewan lepas? Sakitnya pasti luar biasa. Apalagi jika tanaman yang kita rawat itu tinggal menunggu waktunya untuk dipanen. Bayangkan saja.

badan keuangan

Meski tak semuanya dimakan hewan, tetap saja peristiwa seperti ini bikin naik darah alias bikin emosi. Lantas, apakah amarah kita mampu menyelesaikan masalah? Tentu juga tidak, alangkah bijak ketika kita menempuh jalur musyawarah.

Ya, musyawarah mufakat baik dengan pemerintah Desa setempat, dan pula dengan melibatkan pemilik hewan terkait. Dicari bersama titik terangnya, agar tak panjang masalahnya. Artinya, hindari menyelesaikan masalah dengan masalah.

Example 300250

Kisah di atas dialami Saipul Idrus (50). Ia merupakan petani jagung di Desa Bangga, Kecamatan Paguyaman Pantai, Boalemo. Karena masih berpikir panjang, ia hanya memilih melaporkan masalah yang menimpanya itu ke Pemdes Pemdes Limbatihu dan Pemdes Bangga.

Tujuannya, tak lain hanya meminta para pemilik sapi bertanggung jawab, atas kerugian yang dialaminya. Tapi sayang, musyawarah yang ditempuh dengan aparat Desa beberapa waktu lalu, tak kunjung memberi solusi kepadanya.

Melalui musyawarah yang digelar Pemdes Limbatihu saat itu kata Saipul saat mendatangi Hargo.co.id, menyepakati para pemilik hewan sapi, harus mengganti kerugian dengan masing-masing mereka membayar kerugian sebesar Rp 200 ribu.

Ramadhan 2024

“Tidak ada kesepakatan tertulis, tapi kan disaksikan Pemerintah Desa, dan pemilik sapi berjanji mau membayar. Saya masih menunggu sampai dengan sekarang. Belum ada dibayar,” ungkap Saipul.

Diketahui, hewan lepas makan tanaman jagung petani tersebut, berjumlah 8 ekor. Sapi-sapi itu milik 6 orang warga asal Desa Limbatihu. Saipul sendiri berkebun di Desa Bangga, tetangga Desa Limbatihu.

“Benar-benar bikin naik darah,” demikian pria yang hidup sederhana itu menyatakan sikapnya. Saat ini ia hanya bisa pasrah, sembari menunggu masalah yang menimpanya itu, bisa mendapat ganti rugi. Ia mengaku punya hutang pada seorang pengusaha jagung di Desanya.

“Terus saya harus bagaimana pak, saya ini punya anak yang sedang sekolah. Butuh biaya. Makanya, kadang-kadang saya pergi makan gaji di penampungan ikan. Itu demi kebutuhan keluarga, jujur saya ini orang susah pak,”curhatnya.

Awalnya, lantaran Saipul tidak mendapat titik terang dari Pemdes setempat, ia memutuskan berangkat ke Ibu Kota Tilamuta untuk bertemu dengan wartawan Hargo.co.id. Ia meminta petunjuk agar masalahnya tersebut segera dapat solusi.

Tak tanggung-tanggung, ia pun berangkat dari Paguyaman Pantai menyebrangi lautan, menggunakan perahu ketinting.

“Saya naik perahu dari Paguyaman Pantai dan berlabuh di Dulupi. Selanjutnya, menyewa jasa ojek ke Tilamuta. Saya berharap solusi. Tolong bantu saya pak,”harapnya dengan nada sedih.

Dari kejadian ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ketegasan Pemdes sangat diperlukan. Namun, tetap melihat peristiwa dengan objektif dan tidak pilih kasih. Tegakkan keadilan dengan berani. Kalau salah ya salah, sebaliknya!

Masalah ini sebenarnya sudah diketahui Pemerintah Kecamatan. Hargo.co.id Boalemo, sudah mencoba langsung menghubungi Camat Paguyaman Pantai Steve Dg. Ahaliki. Hingga sekarang, awak media masih menunggu kabar tindak lanjut yang akan dicoba diupayakan Camat.

Sementara itu, menurut Kasatpol-PP Boalemo Agus Nahu, masalah seperti ini harus segera ditempuh dengan jalur musyawarah, agar tak ada pihak yang merasa dirugikan. Namun, di luar itu ia memastikan akan menurunkan tim ke lapangan, melakukan razia mendadak.

“Mohon Pemerintah Kecamatan melalui Kasi Trantib, dapat menyelesaikan masalah ini dengan Desa setempat,” harap Kasatpol-PP Boalemo, ketika dikonfirmasi Hargo.co.id pada Senin, (25/10/2021). (***)

 

Penulis : Abdul Majid Rahman



hari kesaktian pancasila