GORONTALO, Hargo.co.id – Masyarakat Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango kembali bisa tersenyum bahagia.
Hiu paus yang sempat pergi meninggalkan wilayah perairan Botubarani beberapa waktu lalu, kini telah kembali. Namun, yang berhasil dipantau warga sekitar, baru seekor saja hiu paus yang muncul pada Senin (3/10).

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Botubarani, Yansur Pakaya, memastikan hal itu. Menurut dia, keberadaan hiu paus tersebut sudah “tinggal” selama sehari sejak kemunculannya, Senin lalu.
“Benar pak. Saya juga sudah melihatnya dan mendapat fotonya dari pak Cecep dari tim monitoring Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar,” aku Yansur ketikadihubungi Gorontalo Post saat berada di Botubarani, Selasa (4/10).
Kemunculan hiu paus tersebut diakui sempat membuat kaget warga setempat dan memunculkan harapan baru. Namun, hingga saat ini warga belum mengambil tindakan lebih, termasuk dari Pokdarwis Botubarani.

Minimal, menebar kembali makanan hiu paus di lokasi kemunculannya untuk memancing kelompoknya yang lain.
“Belum ada gerakan pak. Saya masih mengkoordinir anggota (Pokdarwis,red) supaya ada gerakan. Saya juga sudah menghubungi pihak pabrik udang dan tinggal menunggu kepastian,” ungkap Yansur.
Sementara itu, Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Gorontalo Marten Chandra ketika dikonfirmasi membenarkan adanya seekor hiu paus tersebut.
Dia berharap, keberadaan hiu paus tersebut bisa menggerakkan kembali perputaran ekonomi lokal dan kembali menjadi magnet bagi wisatawan yang datang ke Gorontalo.
“Kehilangan hiu paus kemarin adalah sebuah alarm. Saran saya, bagaimana kita semua bisa bersatu padu untuk menjaga aset wisata Gorontalo ini,” harapnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata (Dishubpar) Bonbol, Aznan Nadjamudin juga mengaku sudah mendapatkan informasi tersebut dan menyatakan akan segera memback up peristiwa ini jika diperlukan.
Aznan juga berharap agar masyarakat segera setempat segera mengambil tindakan dan jangan dulu terjebak dengan kepentingan-kepentingan lain yang justru memecah belah.
“Memang ada indikasi perpecahan di masyarakat lokal. Jangan sampai tenaga kita hanya terkuras disitu. Mari kita sama-sama bersatu padu untuk menjaga hiu paus, minimal jangan dipegang, jangan dipeluk supaya tidak lari lagi. Kami juga akan berkoordinasi dengan pabrik udang setempat dan berkomunikasi dengan pihak terkait, bagaimana hiu paus bisa betah lebih lama lagi disana,” tandas Aznan yang dihubungi di sela-sela kegiatan di Yogyakarta.(axl/hargo)