Hargo.co.id, GORONTALO – Anggota DPRD Boalemo, Fatkurrohman, angkat bicara menyikapi kabar menghebohkan di tengah masyarakat Kecamatan Wonosari, tentang adanya perusahaan yang akan masuk dan bekerja sama dengan para petani, melakukan budidaya tanaman komoditi serai wangi.
Fakturrohman menuturkan, sudah sekitar tiga bulan kabar ini berhembus dan diperbincangkan masyarakat Kecamatan Wonosari. Sejumlah petani pun, mulai terhipnotis adanya isu ini. Apalagi dikabarkan, masing-masing pemilik lahan akan diberikan uang sebesar Rp 25 juta untuk satu hectare lahan yang akan dikerjasamakan dengan perusahaan tersebut.
“Informasinya begitu, satu hectare tanah akan dibayar Rp 25 juta. Namun, saya khawatir jangan sampai lagi ketika ini sudah jalan, masyarakat sudah menanam dan tiba saatnya panen, harga dimainkan oleh perusahaan. Sehingga tidak sesuai dengan biaya perawatan dan produksi, yang kemudian dapat membuat masyarakat merugi,” kata Fatkurrohman.
Belajar dari pengalaman lalu kata Aleg Komisi II DPRD Boalemo ini, ada salah satu perusahaan singkong yang juga punya misi serupa, yaitu siap membeli singkong milik petani. Namun, sayangnya harga dimainkan pada saat petani sudah terlanjur panen dan memproduksi jumlah singkong sebanyak-banyaknya.
Diketahui oleh masyarakat pada saat itu lanjut Aleg Dapil Dulupi-Wonosari ini, harga singkong mereka akan dibanderol pihak perusahaan sebesar seribu rupiah, hingga Rp 2 ribu untuk satu kilonya. Namun yang terjadi di lapangan, justru hanya dibayar dengan harga Rp 500 rupiah.
“Oleh karena itu, kami tidak mau kecolongan lagi seperti singkong lalu. Kami berharap, apabila ada orang-orang yang kenal dan dekat dengan investor serai wangi lagi ini, sekiranya berani mengajak investor terkait untuk berhadapan dengan pemerintah daerah dan DPRD Boalemo, kita perjelas semuanya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Majid Rahman