Hargo.co.id GORONTALO – Isu pecah kongsi antara Walikota Gorontalo Marthen Taha dan Wakil Walikota Budi Doku yang semakin santer belakangan ini, menuai reaksi dari kader Golkar Kota Gorontalo. Isu ini mengusik kader Beringin, karena Marthen Taha dan Budi Doku sama-sama adalah petinggi partai.
Marthen Taha Ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo. Sementara Budi Doku Ketua DPD II Golkar Kota Bonbol.
Tak heran, sejumlah tanggapan mulai dilontarkan kader Golkar menyikapi isu pecah kongsi tersebut.
Sekretaris DPD II Golkar Kota Gorontalo, Fedriyanto Koniyo mengatakan masa pemerintahan MADU (Marthen Taha-Budi Doku) dari 2014 sampai dengan 2019. Oleh karena itu, pasangan ini diharapkan untuk tetap menjalankan pemerintahan hingga berakhir masa jabatan.
“Kami sangat berharap tidak ada pecah kongsi, karena Golkar sebagai partai pengusung tentunya sangat menginginkan paket MADU tetap bertahan. Pasangan ini harus merealisasikan janji-janji politik yang telah disampaikan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Bagaimana jika Marthen Taha dan Budi Doku akan beda panggung di Pilwako nanti? Fedriyanto mengatakan tentunya ada mekanisme partai Golkar.
“Menjelang Pilwako tentunya harus ada mekanisme partai. Hanya saja sekarang ini yang paling dekat adalah Pilgub, kita akan berkonsentrasi dulu di Pilgub,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh kader Golkar Kota Gorontalo, Susanto Liputo. Ia sangat menginginkan pasangan Madu untuk tetap solid dalam bekerja untuk kepentingan rakyat Kota Gorontalo.
“Sebagai kader saya siap mengawal pemerintahan madu, hingga akhir masa jabatan nanti. Kami berharap Madu tetap solid,” ungkapannya. (wan/hargo)