Hargo.co.id Ketika sepak bola Indonesia sedang tiarap, kompetisi tak jalan dan hanya memutar turnamen-turnamen, Timor Leste justru mulai menggairahkan kompetisi. Mereka menjalankan kompetisi kali pertama sejak merdeka.
’’NE’E mak ami nia futebol.’’ Begitu kata yang terucap dalam bahasa Tetun dari seorang fans klub Academica kepada Jawa Pos (25/2) saat laga pembuka Liga Futebol Amadora (LFA), kompetisi sepak bola Timor Leste. Kira-kira artinya, inilah sepak bola kami.
’’Dari kompetisi ini kami ingin mulai membangun kekuatan sepak bola. Ya, siapa tahu suatu saat nanti kami mampu menyalip sepak bola Indonesia,’’ kata Wakil Presiden Klub Carsae FC Jose Carvalho dengan penuh kepercayaan diri.
Ketika di tanah air situasi sepak bola tengah sulit, PSSI dianggap bagian dari masalah dan bukan solusi, justru tetangga kita terus berbenah.
Mereka seolah menghadirkan diri sebagai ancaman baru layaknya Myanmar atau Kamboja beberapa tahun lalu. Kita meremehkannya dan sekarang kita merasa kesulitan dibuatnya.
Minggu kemarin (6/3), LFA memasuki pekan kedua setelah diputar secara resmi sejak 25 Februari lalu.
Memang, kompetisinya masih terlalu muda dan labil. Tetapi, mereka mulai terbangun dan mengumpulkan talenta.
Kompetisi yang masih kali pertama itu di level teratas dihuni delapan klub. Mereka adalah Carsae FC, FC Academica, FC Karketu Dili, FC Aitana, AS Ponta Leste, FC Dili Institute Technology (FC DIT), FC Porto Taibessi, dan Sport Laulara e Benfica (SLB Benfica).