ramadan2024

Nonton Bareng Film An Incovenient Sequel Truth of Power, Perubahan Iklim Harus Disikapi Bersama

×

Nonton Bareng Film An Incovenient Sequel Truth of Power, Perubahan Iklim Harus Disikapi Bersama

Sebarkan artikel ini
Amanda Katili

GORONTALO, hargo.co.id— Dua studi di Cinema XXI, Minggu (8/10) kemarin langsung penuh. Mereka yang terdiri dari para aktivis lingkungan, LSM, birokrat bahkan wartawan nonton bareng film An Incovenient Sequel.

badan keuangan

Nonton bareng ini difasilitasi oleh The Climate Reality Project, LAMAHU Jakarta, Omar Niode Foundation dan Forum Kota Hijau Gorontalo.

Film ini menceritakan tentang perjalanan Al Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat yang berjuang dan mengkampanyekan perubahan iklim meskipun harus berhadapan dengan para pemimpin dunia. Bahkan di Amerika Serikat itu sendiri, Al Gore harus berhadapan dengan Presiden Donal Trump yang tidak percaya dengan perubahan iklim.

Example 300250

Perubahan iklim benar-benar sangat mengancam dunia. Berbagai Negara telah mengalami pemanasan global dan inilah yang mendorong Al Gore terus berjuang mengkampanyekan dampak dari perubahan iklim yang perlu diatasi oleh para pemangku kebijakan dunia. Karena masalah lingkungan bukan hanya masalah pemerintah saja tetapi masalah semua orang.

Manajer Climate Reality Project di Indonesia, Amanda Katili mengatakan Al Gore telah menginformasikan bahwa untuk menyikapi perubahan iklim tanpa harus jadi ilmuan atau pejabat. Ini bisa dilakukan melalui berbagai bidang misalnya pengusaha, akademisi, birokrat bahkan seniman punya cara masing-masing. Intinya bersama-sama menyikapinya tergantung kemampuan dan kemauan masing-masing. Al Gore telah melatih para aktivis lingkungan di dunia. Bahkan di Indonesia menurut Amanda, sudah 300 orang yang dilatih.

“Di Indonesia saya pernah dihubungi oleh petani yang mengatakan bahwa dirinya harus belajar dan harus mengerti apa sebenarnya yang terjadi,” ujar Amanda usai pemutaran film tersebut.

Ramadhan 2024

Di Gorontalo pun kata Amanda, ada yang mengatakan bahwa kalau kejadiannya seperti ini maka harus lebih banyak lagi yang tahu dan harus berbicara ke lebih banyak lagi, meskipun banyak yang menyangkal bahwa ini hanya buatan Negara maju agar teknologinya bisa laku.

Tak bisa dipungkiri kata Amanda bahwa Indonesia juga sudah mengalami pemanasan global dan terjadi kejadian-kejadian ekstrim, terjadi kepunahan hewan meskipun permasalahan itu tidak semua terjadi karena perubahan iklim namun hal ini memperparah keadaan yang ada.

Sehingga untuk mengatasinya, kuncinya pada individu, organisasi, mahasiswa dan sebagainya. Namun demikian yang akan berpengaruh memang pada kebijakan pemerintah baik pusat maupun di daerah.

“Di Indonesia sendiri sesuai hasil survey banyak masyarakat yang mendukung pemerintah untuk menyikapi perubahan iklim. Beda dengan di Amerika justru banyak yang tidak mendukung,” tambahnya.

Sementara itu, Koordinator Forum Kota Hijau, Rahman Dako mengatakan film ini banyak member inspirasi bagaimana masalah perubahan iklim dan kaitannya dengan ekonomi politik serta menunjukkan bagaimana dampak perubahan iklim tertentu bagi masyarakat miskin, bukan hanya generasi yang akan datang tetapi nyata di kehidupan di semua Negara saat ini.

“Di Gorontalo misalnya, frekuensi banjir, gelombang besar, angin rebut dan bencana-bencana ekologis lainnya sehingga masyarakat miskinlah yang paling menderita ketika bencana-bencana itu menimpa,” pungkasnya. (fem/hargo)



hari kesaktian pancasila