Pariwisata Banyuwangi Go Digital dengan ITX

×

Pariwisata Banyuwangi Go Digital dengan ITX

Share this article
Go Digital

Ada yang bertanya, kalau UMKM seperti Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata, red), boleh gabung ITX apa tidak? “Boleh banget! Justru kami ingin semua industri kecil, mikro dan menengan, yang bergerak di sector Pariwisata ikut gabung, dan free. Unsurnya 3A, industri Atraksi, Akses dan Amenitas, semua harus ada. Atraksi misalnya pengelola theme park, tempat wisata, taman bermain, dan lainnya. Akses, seperti rent car (persewaan mobil), diskon ticketing airlines, diskon khusus kapal penyeberangan, dan lainnya. Amenitas seperti hotel, resort, homestay, dan glamping, dan lainnya,” tutur dia.

“Pertama, Pokdarwis itu harus punya AD/ART. Kedua, yang mendaftar adalah pengurusnya, untuk semua anggotanya. Nanti, pengurusnya yang diberi booking dan payment system, dan website yang ready commerce. Anggotanya sebagai produk,” lanjut Claudia.

Dirgahayu Radio Republik Indonesia

Pertanyaan lain, bagaimana kalau pelaku bisnisnya punya beberapa usaha? Yang bergerak di 3 kategori industry: Akses, Amenitas, Atraksi itu? Sebaiknya diintegrasikan dalam satu web? Atau dipecah-pecah dalam banyak website? “Agar memudahkan customers, sebaiknya cukup satu website, tetapi dikelola dengan professional,” kata dia.

Kalau PT atau CV atas nama perseorangan? Lalu yang menjalankan bisnisnya orang lain, boleh tidak? Misalnya anak atau keluarganya? “Boleh saja. Yang penting penanggung jawabnya jelas, siapa yang handle, siapa yang registrasi, dan yang menjalankan bisnis itu memiliki komitmen dalam services. Karena dalam bisnis services seperti pariwisata ini, kepercayaan itu harus dijaga dan mahal harganya,” jawab Claudia.

Bagaimana jika lokasi bisnis outbond-nya ada di atas gunung? Yang tidak ada wifi? Atau di tengah hutan dan sawah yang tidak memiliki jaringan komunikasi? Jauh dari infrastruktur telekomunikasi? Claudia pun harus menahan tawa.