Hargo.co.id – Belanda sudah memilih. Dan mereka memilih Perdana Menteri Mark Rutte untuk berkuasa kembali. Rutte yang berada di bawah bendera Partai VVD (Volkspartij voor Vrijheid en Democratie) mengalahkan partai sayap kanan Partai PVV (Partij voor de Vrijheid) yang dipimpin Geert Wilders.
Wilders yang memiliki darah Indonesia itu sempat disebut-sebut akan memenangkan pemilu kali ini. Dia kerap melontarkan kritik terhadap pemerintah dan secara jelas menyatakan diri sebagai anti-Islam dan anti-Uni Eropa.
â€Malam ini adalah malam untuk rakyat Nederland. Setelah Brexit, setelah pemilihan Amerika, kita mengatakan hentikan. Hentikan sikap populis yang keliru,†kata Rutte di depan pendukungnya di Den Haag, Belanda.
Dengan 94 persen suara sudah dihitung, partai VVD Rutte diperkirakan akan memenangkan 33 kursi dari 150 kursi parlemen yang diperebutkan. Angka itu lebih besar dari partai PVV Wilders yang hanya mendapatkan 20 kursi. Posisi PVV hanya beda satu kursi dari partai mainstream Christian Democratic Appeal dan D66.
Meski menang, VVD sebenarnya kehilangan delapan kursi bila dibandingkan pemilu pada 2012. Saat itu, partainya berhasil mendapatkan 41 kursi. Tetapi, rakyat Belanda sepertinya sangat bersemangat untuk mengikuti pemilu kali ini. Pasalnya, angka partisipasi pemilu 2017 ini berkisar 81 persen. Itu adalah angka tertinggi partisipasi sejak tiga dekade yang lampau.
Selain itu, pemilu kali ini dihelat di tengah situasi dunia yang penuh konflik. Pemilu Belanda juga dinilai sebagai tes untuk sentimen sayap kanan yang belakangan populer di Eropa seiring pemilihan presiden Prancis pada April dan pemilihan umum Jerman pada September.
Dalam pidatonya di hadapan pendukung, Rutte mengatakan kalau banyak pemimpin Eropa yang sudah meneleponnya untuk mengucapkan selamat. Para pemimpin Eropa menunjukkan kelegaan atas kemenangan VVD.
Presiden Prancis Francois Hollande mengeluarkan pernyataan kalau kemenangan ini adalah kemenangan melawan ekstrimis. â€Nilai keterbukaan, menghargai sesama, dan keyakinan atas masa depan Eropa adalah respons sejati dari sikap nasionalisme impulsif dan isolasi yang mengguncang dunia,†tulisnya.
Demikian dengan PM Prancis Jean-Marc Ayrault. â€Selamat untuk Belanda yang berhasil mencegah tumbuhnya sayap kanan. Siap bekerja sama demi kekuatan Eropa,†tulis Ayrault di akun Twitter-nya. (CNN/BBC/tia)