Hargo.co.id GORONTALO – Memang tidak bisa dibantah lagi pemadaman listrik belakangan ini sangat mengganggu sektor usaha.
Bahkan, mall dan perhotelan sebagai salah satu konsumen besar PLN yang paling merasakan dampaknya.
Manager Operasional Grand Q Hotel Gorontalo, Sugito mengaku pihaknya sangat dirugikan dengan pemadaman listrik yang dilakukan diluar jadwal.
“Mau apa lagi, kita ini sudah hancur-hancuran,” tegas Sugito ketika ditemui wartawan, Selasa (19/1).
Dia mengakui, pemadaman listrik diluar jadwal sangat mengganggu operasional di Grand Q Hotel Gorontalo. Bahkan tidak hanya menganggu, tapi akibat pemadaman di luar jadwal tersebut, sejumlah barang elektronik di hotel berbintang ini ikut rusak.
“Terutama dua kompresor milik kita di sini, rusak semua,” sambungnya.
Selain rusak, beban operasional hotel khusus untuk pembelian bahan bakar untuk genset turut meningkat pula. Namun demikian, meski mengaku mengalami kerugian, tapi pihak manajemen Grand Q Hotel membantah jika ada perampingan karyawannya.
“Tidak betul isu itu, mas,” jelas Naro Mopangga selaku Manager HRD.
Alasannya, jika sudah ada perampingan, maka itu sudah dilakukan sejak awal Januari 2015 silam. “Masih ingat kan ? Saat itu Menteri melarang membuat kegiatan PNS di hotel. Empat bulan pemasukan kita turun drastis. Tapi, tidak ada yang istilahnya perampingan,” bantahnya.
Sementara itu, GM Primerindo Kencana selaku pengelola Mall Gorontalo, Erwin Adnan, juga sangat menyangkan pemadaman listrik. Menurutnya, pemadaman listrik sangat berpengaruh pada operasional Mall Gorontalo dan menyebabkan pembengkakan biaya operasional menjadi tinggi sekali. Bahkan, Erwin mengaku sejak pemadaman listrik selama 2 tahun terakhir ini, pihaknya sudah mengalami defisit Rp 7 Miliar hanya untuk membeli solar,
“Itupun sudah dipotong dari bantuan tenat-tenat (penyewa toko mall,red). Mereka menanggung 30 persen sampai 40 persen, sisanya kita yang tanggung,” terang Erwin. (axl/ndi/hargo)