GORONTALO – Pembangunan jalan lingkar Gorontalo atau Gorontalo Outer Ring Road (GORR) dipastikan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan akses transportasi semata.
GORR juga akan menunjang pembangunan sektor pariwisata yang pada gilirannya berdampak terhadap perekonomian daerah.
Keterkaitan antara GORR dengan pembangunan pariwisata mencuat seiring rencana Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, yang akan mengembangkan pembangunan GORR.
Nantinya GORR tidak hanya akan menghubungkan antara Bandara Djalaluddin di Isimu, Kabupaten Gorontalo dan Pelabuhan fery di Leato, Kota Gorontalo. Akan tetapi GORR nantinya akan menghubungkan dari Bandara Djalaluddin Gorontalo hingga Kecamatan Biluhu, Kabupaten Gorontalo.
“Di Kecamatan Batudaa Pantai dan Biluhu potensi pariwisatanya luar biasa. Dengan dibangunnya GORR maka potensi tersebut bisa dikembangkan sehingga memberi dampak terhadap perekonomian masyarakat dan daerah,†ungkap Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat bertandang ke redaksi Gorontalo Post di Graha Pena Gorontalo, Rabu (20/1).
Dalam pengembangan GORR yang menghubungkan Bandara Djalaluddin, Kota Gorontalo dan pelabuhan fery Kota Gorontalo, nantinya akan dibuatkan terowongan. Rencananya terowongan tersebut akan menghubungkan wilayah Botu dan Leato, Kota Gorontalo.
Rencana awal GORR memang menggunakan flyover, tapi ada banyak dampak yang bakal dihadapi, termasuk penolakan masyarakat.
“Makanya saya sudah minta balai jalan untuk ubah, gimana kalau (gunung) di bor, jadi akan ada terowongan,”kata Rusli Habibie, kemarin.
Menurutnya, bila pembuatan terowongan GORR sangat dimungkinkan, asalkan jaraknya tak lebih dari 1 KM. Ia mengatakan dengan terhubungnya jalan melalui terowongan, maka jalan pelabuhan Gorontalo saat ini tidak lagi digunakan untuk umum, tapi akses terbatas untuk kebutuhan pelabuhan.
“Agar arus bongkar muat barang di pelabuhan tidak terganggu, dan akses masyarakat makin nyaman,”paparnya. (san/tro/hargo)