Hargo.co.id GORONTALO – Ada menarik dari sikap yang diambil Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Pilgub mendatang. Yakni, dinilai ceki dua pintu karena diel dengan pasangan NKRI (Nyata Karya Rusli Habibie-Idris Rahim), namun mengusung pasangan HATI (Hana Hasanah-Toni Junus).
Terang saja kabar itu menjadi gosip hangat. Terlebih ketika diel yang dimaksud sudah mengarah pada angka-angka. Maklum setiap hajatan seperti ini, kerap yang menjadi pembicaraan adalah mahar seseorang agar dapat diusung oleh Parpol.
Maharnya berapa? Kenapa sampai harus mengubah haluan? Kalimat-kalimat seperti itulah yang muncul saat ini. Namun, saat Gorontalo Post mencoba konfirmasi, Ketua DPW PKB, Sintje Kadji mengaku sikapnya hanya mengamankan perintah Parpol.
“Sudah ada keputusan dari DPP PKB terkait pasangan mana yang didukung pada Pilgub nanti. Oleh karena itu, kami mengikuti perintah partai tersebut. Terkait isu mahar, saya kira itu tak ada,†ujarnya.
Ditanyakan bagaimana dengan dukungan awal yakni terhadap pasangan NKRI? Memang diakui Sintje Kadji, awalnya memang sudah ada komunikasi dengan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Rusli Habibie dan komunikasi tersebut akan ditindaklanjuti lagi lewat pertemuan di tingkat DPP pada 17 September 2016 lalu.
Hanya saja pada saat itu tidak terjadi pertemuan antara Rusli Habibie dan Ketua DPP PKB. Oleh karena itu, dukungan pun berputar haluan. “Pak Rusli Habibie pada waktu itu mengikuti pembukaan PON di Jawa Barat. Oleh karena itu, tidak terjadi komunikasi antara partai dengan pak RusliHabibie,†ungkapnya.
Sebagai kader, Sintje Kadji mengaku akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh partai. “Saat ini sudah ada perintah partai dan kami harus loyal dan memenuhi perintah tersebut,†pungkasnya. (jdm/kif/hargo)
