Rumah Makan Borong Gas LPG 3Kg, Satu Pangkalan Ditutup

Metropolis
  Tim gabungan mengelar sidak epliji di salah satu rumah makan di Kota Gorontalo, kemarin, (16/5). (foto : Jalal/GP)

 

Hargo.co.id GORONTALO – Jelang bulan suci Ramadan, tim gabungan dari Biro Kesra dan Ekonomi Pemprov Gorontalo bersama unsur Satpol PP,

Kesbang serta TNI-Polri menggelar inspeksi mendadak (Sidak) di sejumlah agen, pangkalan, rumah makan dan kios, kemarin, (16/5).

banner 300x300

Sidak ini digelar tidak lain guna mencegah terjadinya kelanggaan elpiji yang biasa terjadi menjelang ramadan.

Benar saja, dari hasil sidak, tim gabungan menemukan sampel rumah makan yang mulai memborong elpiji dalam jumlah besar.

Pantauan Gorontalo Post, pelaksanaan Sidak di awali dengan mengunjungi sejumlah pangkalan di Kota Gorontalo.

banner 728x485

Dari hasil peninjauan, terungkap, beberapa pangkalan di antaranya sudah stoknya sudah kosong.

Peninjauan kemudian dilanjutkan menuju ke salah satu agen di wilayah Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo yang bertanggungjawab untuk mendistribusikan elpiji di wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo.

Tim menemukan stok di agen tersebut cukup tersedia. Dari hasil konsultasi dengan petugas setempat pun, mereka mengaku distribusi yang diberikan cukup merata.

Dengan data perbandingan stok di agen cukup tersedia namun di pangkalan berkurang, tim pun menduga kuat mulai ada penimbunan.

Dengan dasar itu, sidak kemudian dilanjutkan ke sejumlah rumah makan. Alhasil, ditemukan salah satu rumah makan yang dijadikan sampel terbukti menimbun elpiji.

Rumah makan tersebut berada di kawasan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Dari rumah makan, sidak kemudian dilanjutkan dengan meninjau agen di Kabupaten Bone Bolango (Bonbol). Di wilayah ini juga stok di agen cukup tersedia.

Kabag Ekonomi Biro Kesra dan Ekonomi Setda Provinsi Gorontalo Lamantra Katili mengatakan, setiap rumah makan harusnya hanya diberikan maksimal 2 tabung sekali beli.

“Namun untuk rumah makan di Tamalate ditemukan sudah menimbun sampai 20 tabung,” kata Lamantra Katili. Dengan bukti itu, tim pun akhirnya mengambil keputusan untuk menutup pangkalan, tempat pemilik rumah makan memborong elpiji tersebut.

Menurut Lamantra pula pelaksanaan Sidak tersebut wajib dilakukan pihaknya guna mencegah kelangkaan elpiji.

Sebab, biasanya memasuki momentum bulan suci Ramadan, kebutuhan masyarakat akan elpiji cukup besar.

Khawatirnya jika elpiji sampai langka imbas negatifnya akan dirasakan oleh masyarakat.

“Jadi kita turun untuk memastikan stok di setiap agen, pangkalan, juga kios-kios. Kita ingin agar distribusinya merata, dan tidak boleh ada penimbunan,” kata Lamantra.

Kasubdit Perdagangan Ismail Bau menambahkan, dari sidak ini pihaknya juga mengingatkan agar agen, pangkalan, dan kios-kios untuk menolak jika ada aksi borong elpiji.

Sebab, hal itu bisa menimbulkan kelangkaan. “Dari hasil sidak kita ternyata ada beberapa rumah makan yang kita temukan memborong sampai 20 buah. Padahal setiap KK itu hanya 2 buah,” kata Ismail.(and/hargo)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *