Hargo.co.id GORONTALO – Sempat terhenti, aksi penolakan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) atas putusan Senat Universitas tentang pergantian nama kampus menjadi Universitas BJ Habibie (UBJH) kembali berunjuk rasa, kemarin, Rabu (6/9). Kali ini mahasiswa menyegel gerbang utama kampus.
Aksi penyegelan gerbang kampus UNG ini merupakan buntut dari kekesalan mahasiswa atas sikap pihak Senat Universitas yang hingga kini tidak mengindahkan aksi penolakan mahasiswa atas digantinya nama kampus.
Aksi unjuk rasa dimulai sekira pukul 13.30 wita. Mahasiswa dari berbagai fakultas mulanya menggelar aksi demonstrasi di dalam kampus. Berbekal alat pelantang suara (Megaphone,red), mahasiswa menggelar orasi.

Tak hanya itu, mahasiswa juga nampak menyalakan ban bekas di dalam kampus untuk mengumpulkan massa aksi. Setelah itu, ratusan mahasiswa yang merupakan gabungan dari beragam organisasi mahasiswa tingkat jurusan, fakultas, hingga universitas itu mulai bergerak ke halaman gerbang kampus UNG. Setibanya disana, mahasiswa kemudian langsung melakukan penyegelan dengan cara membentangkan spanduk penolakan di pagar gerbang kampus.
Dalam spanduk yang dibentangkan di gerbang kampus itu, mahasiswa menuliskan sejumlah tuntutan dan tanda tangan sebagai bentuk penolakan mereka. Uniknya, selain mahasiswa diantara para massa aksi juga terlihat sejumlah alumni yang juga ikut menolak rencana pergantian nama kampus itu.
Fandli Katili, salah seorang alumni UNG yang ikut dalam aksi unjuk rasa ini menegaskan, alasan pergantian nama yang diprakarsai langsung oleh Rektor UNG itu diduga sarat akan beragam tendensi.
Apalagi, menurutnya, melalui surat yang ditandatangani rektor UNG, terindikasi meminta Gubernur Gorontalo untuk ikut memfasilitasi pertemuan antara jajaran pimpinan kampus dengan BJ Habibie terkait usulan pergantian nama itu. “Ada surat resmi dari pihak pimpinan universitas yang meminta Gubernur untuk memfasilitasi pertemuan, ini maksudnya apa sebenarnya,” ujarnya dengan kesal.
Tak hanya itu, alasan pergantian nama UNG yang menurut rektor untuk peningkatan kualitas sangat tidak masuk akal. “Kalau untuk perbaikan kualitas, maka solusinya bukan ganti nama, tapi peningkatan kulitas saran dan prasarana dalam kampus,” tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Presiden Mahasiswa UNG, Mohammad Affandi. Menurutnya pihak mahasiswa akan terus melakukan perlawanan hingga Senat pihak kampus membatalkan usulan pergantian nama itu.
“Kami akan terus melakukan perlawanan hingga tuntutan kami diiyakan oleh pihak universitas,” tandansya.(tr-45/hg)