Hargo.co.id, GORONTALO – Kabar baik bagi masyarakat Gorontalo, tahun ini pemerintah mengurungkan niat untuk menaikkan tarif dasar listrik, dan mencabut subsidi untuk gas elpiji tiga kilogram. Sebelumnya, pada awal januari lalu, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, akan mencabut subsidi gas tiga kilogram, sehingga dipastikan per tabung ‘gas melon’ mencapai Rp 35 ribu dari yang biasanya hanya Rp 18 ribu. Rencana itu, mendapat kritik banyak pihak lantaran dinilai pemerintah tidak pro rakyat.
Kepastian jika elpiji dan tarid dasar listrik tidak naik, disampaikan langsung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kamis (13/2) kemarin.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir di Jakarta, kemarin mengatakan, jika kabar kenaikan tarif listrik dan pencabutan subsisi gas elpiji, sekadar isu belaka. “Justru para menteri heran, orang tidak pernah merapatkan kok ada keluar isu kenaikan harga. Tidak ada itu sama sekali,” kata Iskandar Simorangkir di Jakarta, dikutip jpnn.com, kemarin.
Menurut Iskandar, segala kebijakan strategis yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat luas, di antaranya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tarif dasar listrik, dan gas elpiji, akan diputuskan oleh Presiden. Hal itu, kata dia, sesuai arahan dari kepala negara meski itu menjadi kewenangan kementerian teknis.
Iskandar menyebut hingga saat ini pemerintah belum membahas dalam rapat koordinasi atau rapat terbatas terkait kenaikan harga tersebut. Sebelumnya, sejumlah legislator Komisi VII DPR mempertanyakan wacana kenaikan harga elpiji 3 kg atau yang sering disebut elpiji melon kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dalam rapat dengar pendapat pada Senin (27/1). Kementerian ESDM menyebutkan pemerintah masih mengkaji perubahan distribusi elpiji subsidi dari terbuka ke tertutup.
“Soal yang lagi ramai di media itu, tidak sepenuhnya benar. Kita sedang dalam pembahasan,” jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Kabar batalnya rencana pemberintah menaikan tarif listrik dan elpiji, disambut pelaku UMKM di Gorontalo, Iyam Nasari, pedagang pisang goreng di Jl Palma, Kota Gorontalo, bersyukur jika kebijakan itu dibatalkan. “Saya saja beli gas itu antri di pangkalan, musti titip tabung, kalau tidak, tidak dapat,”katanya. Jika harga gas naik,kata Iyam, jelas berpengaruh pada usahanya. “Sekarang saja harga Rp 5 ribu empat pisang, kalau naik gas, yah terpaksa harga pisang goreng Rp 1.500 per biji atau Rp 2 ribu,”katanya. Ia berharap, harga kebutuhan pokok juga bisa terus dikendalikan. (gp/antara/jpnn/hg)