BONBOL, hargo.co.id – Pelaksanaan seleksi perangkat desa serentak di Bone Bolango belum lama ini menyisahkan persoalan di tingkat desa.
Ini seiring masih terus mencuatnya aduan masyarakat yang mengeluhkan masalah rekrutmen perangkat desa itu. Seperti halnya yang dikeluhkan Apries Husin.
Tokoh masyarakat Kecamatan Bulawa Bonbol ini mengaku bahwa ia bersama sebagian warga lainnya mengeluhkan hasil rekrutmen perangkat desa di Desa Patoa Kecamatan Bulawa.
Pasalnya, ia bersama warga lainnya mengklaim bahwa rekrutmen perangkat desa dengan sistem seleksi terbuka di Desa Patoa itu diduga tidak trasparan.
Ini menyusul ada salah satu warga yang menurutnya saat ikut dalam seleksi memperoleh nilai baik. Tetapi justru hasil akhir seleksi Kepala Desa malah melantik orang lain.
“Kami merasa kecewa tidak adannya transparansi, calon perangkat desa yang nilai bagus malah gugur. Sementara yang dilantik malah orang yang nilainya dibawah, kami tidak puas.
Makanya kami harap ini segera mendapat solusi,”ujar pria yang akrab disapa Ka Happy ini.Ia meminta pelaksanaan seleksi dapat diulang atau diselesaikan dengan baik.
“Jangan dibiarkan, sebab buntutnya pemerintah desa nantinya yang akan kesulitan. Dari masalah kecil ini justru membangun citra jelek dimata masyarakat, sehingga kinerja pelayanan memburuk dan masyarakat juga tidak akan mendengar aparatnya, “ujar Happy.
Sayangnya saat awak media berusaha mengkonfirmasi via telepon ke Camat Bulawa Lili Abas. Nomor Handphone bersangkutan sulit terhubung. Hanya saja melalui via telepon Kepala Desa Patoa, Misko Pakaya membenarkan bahwa permasalahan tersebut muncul di Desanya.
Meski demikian ia membantah bahwa itu diseleksi berdasarkan nilai. Menurutnya, hasil seleksi berdasarkan keputusan uji kelayakan dan kepatutan.
“Disitu tidak ada nilai pak, yang berwenang disitu juga ibu Camat menguji kelayakan dan kepatutan. Kami hanya terima rekomendasi dari Camat saya jelas tidak bisa merubah, “ujar Misko secara ringkas sembari menutup telepon karena kedatangan tamu.(csr/hargo)
