Wilayah Blank Spot Dibolehkan Belajar Luring, Dikbudpora : Protokol Kesehatan Tetap Jalan
Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah di Gorontalo membolehkan sekolah untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara tatap muka atau Luar Jaringan (Luring) di tengah pandemi Covid-19. Namun, sistem ini hanya berlaku untuk sekolah yang berada di wilayah blank spot atau tidak terjangkau jaringan internet.
Ini sebagaimana diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo, Yosef Koton, saat menjadi nara sumber pada talk show yang mengangkat tema, Covid-19, belajar belum merdeka yang ditayangkan di kanal Youtube Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Senin (12/10/2020).
“Nah, bagi yang tidak punya HP atau wilayah yang tidak ada signal, ini dilakukan secara Luring. Tapi pembelajarannya diluar sekolah,” ujar Yosef Koton.
Sebelum melaksanakan sistem pembelajaran tersebut, kata Yosef Koton, setiap guru atau wali kelas membagi kelompok. Setiap kelompok, maksimal 10 orang siswa dan tidak bisa lebih.
“Satu kelompok empat sampai sepuluh orang, lalu kemudian gurunya datang ke lokasi yang ditentukan, lalu mengajar disitu. Sehingga, pembelajaran itu tetap berlangsung,” tandas Yosef.
Dalam melaksanakan pembelajaran Luring itu, lanjut Yosef Koton, seluruh sekolah ditekankan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Siswa menjaga jarak saat belajar, peserta belajar mengajar wajib cuci tangan dan menggunakan masker.
“Menerapkan protokol kesehatan di pembelajaran Luring selalu kami ingatkan kepada setiap kepala sekolah yang selanjutnya diteruskan ke guru-guru. Kami juga meminta kepada guru-guru, kalau ada siswa yang kurang sehat atau bergejala, tidak diikutkan,” pungkas Yosef.(HARGO)
#IngatPesanIbu
Memakai masker
Menjaga jarak & menghindari kerumunan
Mencuci tangan dengan sabun