Hargo.co.id KOTA – Penumpukan sampah hingga berhari-hari di wilayah Kota Gorontao kembali menuai sorotan warga. Pasalnya, sampah yang menumpuk tersebut selain merusak keindahan daerah berjuluk Smart City.
Juga mejadi pemicu polusi udara akibat bau yang tidak sedap bersumber dari tumpukan sampah tersebut.
Pantauan Gorontalo Post, di sejumlah ruas jalan seperti jalan John Aryo Katili, Jalan Rusli Datau, Jalan Barito, Jalan Tondano, Kompleks pasar Liluwo, Pasar Sentral dan beberapa titik lain yang hingga tadi malam belum diangkut petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Kalau pa kitorang di barito sini nanti satu minggu satu kali baru dorang angkat ini sampah, ini riki le so bagai,”kata Sartje salah seorang warga setempat saat diwawancarai Gorontalo Post.

Senada dikatakan Rudi salah seorang warga yang tinggal di kompleks pasar Liluwo mengeluh sampah menumpuk di bak sampah hingga berhari-hari.
“Kalau sampah so full terpaksa ini sampah torang tumpuk di luar bak sampah. Kami berharap pemerintah Kota menambah armada pengakut sampah untuk mengatasi penumpukan sampah seperti ini,”harap Rudi.
Kepala DLH Kota Gorontalo Zunaedy Kiayi Demak saat dikonfirmasi Gorontalo Post mengatakan, pasca pelaksanaan pasar senggol, lebaran Idul Fitri dan perayaan lebaran ketupat di Kota Gorontalo, terjadi penumpukan volume sampah yang ada di Kota Gorontalo.
Hal ini diakui Zunaedy menyebabkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gorontalo kelabakan dalam mengatasi penumpukan tersebut.
Disampaikannya, pihaknya menyadari sepenuhnya banyaknya keluhan masyatakat melalui media sosial terkait sampah di Kota Gorontalo.
Hanya saja menurut Zunaedy, masalah sampah tentu butuh kesadaran semua pihak. “Terus terang, kita sangat kelabakan mengatasi karena terjadinya peningkatan volume sampah saat ini,†ujarnya.
Dalam kondisi normal, kata Zunaedy, volume sampah di Kota Gorontalo berkisar 80 sampai 90 ton perhari. Namun, sejak berakhirnya Senggol, hingga pasca tradisi ketupat, terjadi peningkatan volume hingga diatas 2 kali lipat.
“Saat ini volume sampah di Kota Gorontalo berkisar 200 ton perhari, sehingga kami sangat kelabakan,†utaranya.
Disampaikannya, kondisi di lapangan, banyak ditemukan sampah sampah bekas tebangan pohon seperti di jalan Jhon Ario Katili.
“Oleh karena itu, mohon kerja sama dan dukungan dari seluruh masyarakat, mari sama sama kita jaga kebersihan lingkungan kota, dan kami dari Dinas Lingkungan Hidup akan mengupayakan persoalan sampah saat ini bisa teratasi,†utaranya.
Menurut Zunaedy, hampir sepekan belakangan, pihaknya bahkan memberlakukan tiga waktu kerja bagi petugas kebersihan Kota Gorontalo, padahal dalam waktu normal untuk menanggulangi penumpukan sampah hanya dilakukan dua kali dalam sehari.
Bahkan lanjut Zunaedy, Para petugas kebersihan harus bekerja hingga malam hari untuk memungut sampah. “Mereka sudah berupaya semaksimal mungkin, bahkan saat hujan di malam hari, mereka tetap bekerja mohon di doakan agar kesehatan mereka tetap terjaga,†ujarnya.
Di Kota Gorontalo sendiri, lanjut Zunaedy terdapat sedikitnya 300 petugas kebersihan yang setiap hari melaksanakan pengabdian di Kota Gorontalo. (roy/gip/hg)