Gulir untuk terus membaca
Gaya Hidup

Pariwisata Hasilkan Devisa Rp 184 Triliun

1
×

Pariwisata Hasilkan Devisa Rp 184 Triliun

Sebarkan artikel ini
Menpar, Arif Yahya

 

JAKARTA,Hargo.co.id – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terlihat sumringah saat menyampaikan lapiran akhir tahun di Jakarta kemarin (21/12).

Sebab banyak indikator yang menunjukkan kondisi positif. Diantaranya devisa dari wisata meningkat dari Rp 144 triliun tahun lalu jadi Rp 184 triliun di 2016.

Menteri asal Banyuwangi, Jawa Timur itu mengatakan, ada banyak faktor yang membuat devisa sektor pariwisata meningkat. Diantaranya adalah melonjaknya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dari 10 juta (2015) menjadi 12 juta (2016).

Kemudian jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) melompat dari 255 juta (2015) jadi 263 (2016).

banner 728x485

Tahun depan Arief memasang target kunjungan wisman mencapai 15 juta orang.

“Tidak bisa bekerja tanpa target,” tuturnya.

Dari jumlah target kunjungan itu, bidikan utama adalah dari Tiongkok, Hongkong, dan Taiwan (greater china) sebanyak 2.453.000 jiwa. Kemudian disusul dari Singapura (2.275.000), Eropa (2.198.000), Australia (1.816.000), dan Malaysia (1.772.000).

Arief juga menaruh perhatian atas tingginya kunjunga wisnus. Banginya kondisi ini sangat menguntungkan bagi pelaku usaha pariwisata dalam negeri. Sebab keberadaan wisnus ini bisa jadi penopang jika ada kondisi khusus yang membuat kunjungan wisman turun drastis.

Upaya menggenjot kunjungan wisman maupun wisnus itu, salah satunya adalah pengembangan 10 destinasi wisata unggulan nasional.

Kesepuluh destinasi itu adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, dan komplek Borobudur. Kemudian Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Wakatobi, Pulau Morotai, dan Labuan Bajo.

Realisasi pengembangan sepuluh destinasi itu butuh anggaran cukup besar. Yakni mencapai Rp 200 triliun.

Arief mengatakan kebutuhan modal itu dipecah jadi dua. Sebanyak Rp 100 triliun diupayakan dari sektor pemerintah. Kemudian sisanya Rp 100 triliun ditutup dari investasi swasta.

“Alokasi dari APBN hanya siap Rp 30 triliun,” kata Arief.

Kemudian ditambah bantuan dari World Bank senilai Rp 2,6 triliun. Lalu sisanya sebanyak Rp 67,6 triliun bis diupayakan dari privatisasi. Diantarany adalah privatisasi bandara udara. Menurut Arief jika Angkasa Pura 1 atau 2 tidak berniat mengembangkan dab mengelola bandara, serahkan saja ke maskapai.

 “Kalau Angkasa Puranya lelet, biarkan maskapai yang kelola bandara,” tutur dia.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, target kunjungan wisman sebanyak 15 juta jiwa itu lompatan besar. Upaya lain untuk mewujudkan lompatan itu adalah, “berjualan” potensi pariwisata melalui ajang pameran internasional.

“Rencananya kegiatan promosi di 2017 menyasar sebanyak 100 pameran wisata mancanegara,” jelasnya. Pameran pariwisata mancanegara itu diantaranya di Tiongkok, Hongkong, Singapura, Malaysia, India, Jepang, dan Australia.

Selaian ajang pameran, Kemenpar juga akan promosi melalui 34 festival mancanegara bergengsi. Dia mengatakan penambahan frekuensi penerbangan langsung dari mancanegara ke destinasi wisata, diyakini ampuh menarik kunjungan wisnus. (wan/jpg/hargo)