Hargo.co.id, GORONTALO – Menindaklanjuti aspirasi masyarakat terkait pelaksanaan proyek rehabilitasi irigasi di Desa Taluduyunu serta pekerjaan pintu klep di Kecamatan Duhiadaa, Gabungan komisi DPRD Kabupaten Pohuwato bersama Ketua Kelompok tani serta Dinas terkait menggelar rapat dengar pendapat, Selasa, (11/4/2023).
Dipimpin Wakil Ketua, Nirwan Due, rapat difokuskan pada pembahasan kaitan langkah apa yang akan dilakukan bila pelaksanaan proyek tersebut berdampak pada dua musim tanam di Kecamatan Duhiadaa hingga Kecamatan Buntulia.
Dalam forum tersebut, beberapa kelompok tani menyampaikan beberapa opsi sebagai solusi permasalahan yang oleh sejumlah Anggota DPRD yang turut hadir, opsi tersebut sangat mungkin dilakukan.
“Akan tetapi itu belum bisa kami putuskan karena dinas PUPR provinsi selaku dinas tehknis pemilik kewenangan dan yang mengetahui persis semua yang berhubungan dengan proyek ini tidak hadir saat rapat digelar,” tutur Nirwan.
Olehnya, jelas Politisi Gerindra itu. Rapat yang turut dihadiri oleh Plt. kepala dinas PUPR Kabupaten Pohuwato, Kepala Dinas Pertanian, Camat Duhiadaa, Camat buntulia serta Puluhan Ketua kelompok Tani tersebut, menyepakati akan menggelar kembali rapat dengar pendapat pada pekan depan dengan menghadirkan Dinas PUPR Provinsi.
“Kami akan mengundang dinas PUPR Provinsi dan Dinas Pertanian Provinsi untuk duduk bersama membahas hal ini, tidak hendak ingin mengintervensi kewenangan provinsi akan tetapi langkah ini dilakukan agar dikemudian hari pelaksanaan proyek ini tidak bermasalah dan sukses sebagaimana harapan semua pihak,” jelasnya seraya menambahkan.
Dirinya sebagai bagian dari lembaga representasi masyarakat Pohuwato, tentu sangat mengapresiasi serta mendukung penuh pengalokasian anggaran dari pemerintah untuk pembangunan proyek tersebut. Terlebih dua proyek pembangunan tersebut bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat petani Pohuwato khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Buntulia dan Duhiadaa.
“Intinya kita semua mengapresiasi dan berterima kasih serta mendukung penuh adanya pengalokasian anggaran untuk proyek ini, akan tetapi dengan sebuah catatan, yaitu solusi apa yang kita tawarkan terhadap apa yang menjadi kegundahan mereka yang menggantungkan hidup dari bertani,” tutup Nirwan.(*)
Penulis: Ryan Lagili