ramadan2024

Pekerja Tiongkok Banjiri Sulawesi Tenggara

×

Pekerja Tiongkok Banjiri Sulawesi Tenggara

Sebarkan artikel ini
Sejumlah TKA berbelanja pada saat jam istirahat di Desa Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. (Foto: Imam Husein/Jawa Pos)

badan keuangan

Pembelinya mayoritas pekerja asing asal Tiongkok. Lebih dari 20 pekerja asing menuju kios-kios tersebut setiap menit. Artinya, sekitar 1.200 orang dalam satu jam saja.

Jumlah itu meningkat dua kali lipat setelah petang. Setiap menit ada puluhan pekerja asing yang keluar dari kawasan industri. Mereka berjalan bergerombol lima sampai sepuluh orang.

Example 300250

Dari dandanannya, mayoritas identik dengan pekerja kasar atau unskilled worker. Penampilan mereka sangat sederhana. Bahkan bisa disebut kucel.

Sebagian besar mengenakan kaus oblong dan celana training. Ada pula yang memakai kemeja lusuh serta celana kain warna gelap.

Sebagian besar pakai sandal jepit. Hanya sedikit pekerja yang mengenakan seragam proyek warna biru dan abu-abu serta bersepatu.

Hari Kartini

Semua pekerja asing itu menggunakan bahasa Mandarin saat berinteraksi satu sama lain. Tidak ada satu pun yang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia atau Inggris.

”Mayoritas yang bekerja di pabrik itu (smelter) memang orang Tiongkok. Orang Indonesianya sedikit,” ujar Fahrudin, warga Desa Morosi.

Nah, kios-kios tadi sengaja didirikan seiring dengan makin banyaknya pekerja Tiongkok di kawasan tersebut. Bahkan, tidak jarang nama kios yang menggunakan tulisan aksara Latin dan aksara Han.

Rumah Makan (RM) Berkah misalnya. Di bawah tulisan RM Berkah terdapat aksara Han yang artinya sama dengan nama RM.



hari kesaktian pancasila