
Sempat dimusuhi dan dibenci kaum Hispanik gara-gara menyebut Meksiko sebagai negara pengirim pemerkosa, kini Trump pun mulai menuai dukungan dari kalangan tersebut.
’’Kita mendapatkan dukungan dari para penginjil. Kita mendapatkan simpati kaum muda. Kita mendapatkan restu dari generasi tua. Kita memenangi suara cendekiawan dan mereka yang pendidikannya pas-pasan,’’ papar Trump.

Menuai dukungan dari berbagai kalangan membuat taipan keturunan Jerman itu kian percaya diri. Sejumlah pengamat juga yakin Trump-lah yang akan menjadi capres Republik.
Bisa jadi, ramalan tersebut benar. Namun, Rubio dan Cruz masih punya waktu untuk membungkam Trump. ’’Seminggu lagi dari sekarang, kita akan menghadapi momen yang paling penting dalam rangkaian pilpres ini,’’ kata Cruz yang unggul atas Trump dalam kaukus perdana di Negara Bagian Iowa. Senator asal Negara Bagian Texas itu berharap masih bisa menang lagi dalam kaukus berikutnya.
’’Sebagian besar pendukung Republik, terutama yang berasal dari golongan mapan, profesional, atau gubernur, tidak ingin Trump menjadi capres mereka,’’ ujar Dan Lee, pengamat politik dari University of Nevada, di Kota Las Vegas.
Menurut dia, kemenangan Trump hanyalah dampak keresahan massa Republik yang sejatinya ingin menyingkirkan Cruz dari persaingan internal partai. (AFP/Reuters/CNN/hep/c14/ami/hargo)