Kisah Inspiratif Ratnasari dan Rusni, Sosok Perempuan Tangguh di Tambang Batu Kapur Buliide

Ragam
Seorang ibu perajin batu kapur untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, di desa Buliide, kecamatan Kota Barat, Kabupaten Gorontalo, Rabu (15/3/2023 ). (Foto: Nur Nadiva Daeng untuk HARGO)
  Seorang ibu perajin batu kapur untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, di desa Buliide, kecamatan Kota Barat, Kabupaten Gorontalo, Rabu (15/3/2023 ). (Foto: Nur Nadiva Daeng untuk HARGO)

Hargo.co.id, GORONTALO – Perempuan yang Tangguh, kuat dan mandiri, tentunya akan menjadi inspirasi bagi kaum perempuan yang ada di negeri ini. Rasanya, hal tersebut mungkin tidak berlebihan jika disematkan untuk para perempuan perajin batu kapur di Gorontalo.

Bagaimana tidak, diantara kesibukan dalam mengurus rumah tangga, mereka juga harus membagi waktunya untuk bekerja, membantu sang suami mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Seutas benang takdir yang harus dijalani di tengah carut marut persoalan kemiskinan yang ada di negeri ini.

banner 300x300

Siang itu, udara di Kelurahan Buliide, kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo sedang panas-panasnya. Suara palu menghantam batu kapur terdengar di sela-sela suara kendaraan bermotor yang lalu lalang. Tepatnya di kompleks salah satu tambang batu kapur tradisional yang ada di wilayah tersebut.

Tampak di seberang jalan seorang wanita berkerudung merah sedang menghancurkan batu kapur dengan palu di tangannya. Ia nampak bersemangat melakukan pekerjaannya itu sambil sesekali membasuh keringat di dahinya.

Namanya Ratnasari Ladius, salah satu dari para perempuan pengrajin batu kapur di daerah tersebut. Perempuan berusia 39 tahun ini sudah bekerja menjadi pengrajin batu kapur kurang lebih satu bulan.

banner 728x485

“Biasanya saya mulai bekerja dari pagi sampai sore. Kalau untuk hasilnya tergantung banyaknya batu kapur yang dipecahkan. Paling banyak ada yang sampai 30 karung,” kata Ratnasari Ladius sambil kembali menyeka keringat di dahinya.

“Kalau satu karung harganya Rp 1.500. Satu hari paling banyak bisa dapat Rp. 45 ribu. Batu kapur biasanya langsung dibeli oleh pihak perusahaan gula,” lanjut ibu empat anak itu.

Usaha untuk mendapatkan batu sebanyak 30 karung itu bukanlah hal yang mudah.

Apalagi, untuk seorang perempuan. Resiko yang terpaksa diambil cukup besar, tangan Ratnasari Ladius seringkali terluka saat bekerja.

Hari itu, Ratnasari Ladius tidak sendiri. Disampingnya ada bocah lelaki yang menemani Ratnasari Ladius saat bekerja. Itu anaknya. Sesekali, bocah itu juga membantunya mengumpulkan batu.

Ratnasari Ladius mengaku, ditemani sang anak membuatnya menjadi lebih bersemangat, sekaligus menjadi obat yang ampuh untuk mengurangi rasa lelah.

“Lelah, tapi harus kuat supaya banyak batu yang didapat,” katanya sambil tersenyum.

Menurut Ratnasari Ladius, sebagian besar yang bekerja menjadi perajin batu kapur di wilayah itu adalah perempuan. Ini menjadi pekerjaan sampingan untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Tak jauh dari tempat Ratnasari Ladius, seorang perempuan paruh baya nampak melakukan hal yang sama. Namanya Rusni Kamu (46). Dibandingkan Ratnasari Ladius, Rusni Kamu jauh lebih senior di pekerjaan itu.

“Kalau saya bekerja menjadi perajin batu kapur kurang lebih sudah 10 tahun,” katanya menuturkan.

Meskipun sudah bertahun-tahun, Rusni Kamu juga mengaku sering mengalami resiko yang sama. Tangannya juga sering terluka karena tidak sengaja terkena alat pemecah batu kapur.

Meski begitu, dirinya tetap semangat menekuni pekerjaannya tersebut. Tangan yang terluka karena batu kapur bukan halangan untuk menyambung hidup. Setidaknya, pekerjaan mereka halal dan bisa hidup dengan usaha sendiri.

Ratnasari Ladius atau Rusni Kamu, mungkin hanya dua wonder woman dari sekian banyak perempuan yang mempunyai pribadi yang sangat luar biasa. Para perempuan pejuang yang tak kenal lelah berjuang demi keluarga. Perempuan yang tangguh, kuat dan mandiri, tentunya akan menjadi inspirasi bagi kaum wanita yang ada di negeri ini.(*)

Penulis: Febrianca Toloy/Mahasiswa Magang UNG

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *