Hargo.co.id, GORONTALO – Masyarakat mengemukakan perayaan tradisi tahunan Tumbilotohe saat ini sudah mulai didominasi oleh lampu listrik ketimbang lampu botol.

Pada zaman dahulu, lampu yang digunakan dalam perayaan Tumbilotohe masih masih memakai bahan seadanya seperti getah damar yang ketika dibakar akan menyala dengan durasi yang cukup lama, namun dengan berkurangnya damar tersebut, bahan lampu diganti dengan minyak kelapa (padamala), hingga beralih ke botol kaca yang didalamnya terdapat minyak tanah dilengkapi sumbu kompor.
Saat ini terpantau, sebagian besar warga lebih senang menggunakan lampu listrik kombinasi (tumbler) ketimbang ciri khas Tumbilotohe, yakni lampu botol atau lampu padamala.

Warga mengaku sudah jarang bahkan tidak pernah lagi melihat lampu padamala atau botol lagi di beberapa tahun terakhir setiap perayaan tradisi Tumbilotohe.
“Alhamdulillah sudah masuk malam tumbilotohe, tapi saya lihat lebih banyak lampu listrik yang dipasang, lampu botolnya kurang,” ungkap Awin (warga Bone Bolango), kepada Wartawan Magang Hargo.co.id, Senin (17/04/2023).
Hal senada juga diutarakan Faisal Mohammad yang mengaku bahwa sekarang masyarakat lebih tertarik dengan lampu listrik dibandingkan dengan lampu botol, sehingga tradisi yang ditanamkan ke masyarakat itu sudah mulai hilang.
“Harapannya Pemerintah dapat mengembalikan tradisi Tumbilotohe yang lebih sederhana,” tutur Faisal Mohammad (warga Kota Gorontalo).
Warga lainnya juga menitipkan harapan, agar kiranya Pemerintah dapat berperan penting dalam mengembalikan budaya Tumbilotohe yang saat ini sudah mulai terkesan telah termakan moderenisasi.
“Semoga kedepannya, Pemerintah dapat mengembalikan tradisi Tumbilotohe yang lebih sederhana, yakni lampu botol yang didalamnya terdapat minyak tanah dan sumbu kompor. Lampu listrik juga masih bisa digunakan, tapi ada baiknya didominasi oleh lampu botol saja,” tutup Yulinda Hasanah.(*)
Penulis: Indrawati Endris/Mahasiswaw Magang UNG
Editor: Zulkifli Polimengo