Renggut Enam Nyawa, DBD Mulai Mewabah

×

Renggut Enam Nyawa, DBD Mulai Mewabah

Share this article
Ilustrasi

Hargo.co.id, GORONTALO – Wabah Demam Berdarah dengue (DBD) terus mengintai masyarakat Gorontalo. Kematian akibat penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegypti itupun cukup tinggi. Selang enam bulan terakhir sudah enam nyawa melayang akibat DBD.

Kasus terbaru dialami runner up Putri Pariwisata Gorontalo 2014 Sri Nelviyana Maksud, Ahad (8/7). Perempuan yang akrab dipanggil Nelvi itu ditengarai meninggal akibat DBD. Sebelum meninggal, Sabtu (30/6) Nelvi mengeluh sakit dengan kondisi menggigil dan suhu badan sangat tinggi. Awalnya pihak keluarga mengira, sakit yang dialami Nelvi karena sebelumnya sempat mandi malam hari.

“Karena sudah tak bisa ditahan lagi, maka kami bawa ke klinik untuk berobat,” ujar Hafid Mataihu, suami Nelvi. Saat itu, Nelvi diambil sampel darah. Dan hasilnya trombosit milik Nelvi menurun. Akan tetapi petugas medis belum memberikan kepastian penyakit yang diderita Nelvi.  Selasa (3/7), kondisi Nelvi mulai mengkhawatirikan. Ibu dua anak itu mengeluarkan urine bercampur darah. Sehinga sore hari, pihak keluarga merujuk perawatan Nelvi ke Rumah Sakit Aleoi Saboe (RSAS) Kota Gorontalo.

Dirgahayu Radio Republik Indonesia

“Di RSAS sempat diambil darah. Dan di RSAS suhu badanya naik lagi. Kondisinya makin melemah, sehingga dokter menyampaikan harus transfusi darah,” urai Hafid. Saat itu, Nelvi membutuhkan darah jenis B sebanyak lebih kurang 25 kantong. Kondisi itu membuat pihak keluarga gigih berusaha mengumpulkan stok darah. Sayangnya dari jumlah darah yang terkumpul tak semuanya bisa ditransfusi. Hanya sebanyak 15 kantong yang bisa ditransfusi ke Nelvi. Sebab, setelah dilakukan transfusi darah, jumlah trombosit Nelvi justu berkurang. Jumat (7/6), kondisi Nelvi makin drop. Tubuhnya sulit digerakkan. Nelvi juga sulit makan dan minum. Puncaknya, Sabtu (7/7), kondisi Nelvi drop drastis. Dan akhirnya Ahad subuh, Nelvi menghembuskan nafas terakhir.

“Perlu ada perhatian serius dari pemerintah terkait maraknya DBD saat ini. Jangan sampai ada lagi korban berikut,” harap Hafid. Terkait dengan maraknya kasus DBD ini, kepala Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Reyke Uloli mengungkapkan merebaknya kasus DBD tersebut disebabkan masyarakat kurang memperhatikan lingkungan sekitar.

Untuk mengantisipasi agar dampak DBD tidak meluas dan menimbulkan banyak korban, Dikes Provinsi Gorontalo sudah melakukan koordinasi dan mengeluarkan surat edaran dengan kabupaten/Kota untuk dapat melakukan pencegahan sedini mungkin. “Kabupaten/kota harus melakukan tindakan pencegahan dan sosialisasi. Tim pemantaun jentik (Jumantik) di masing-masing desa/kelurahan harus kembali dimaksimalkan. Sehingga tempat-tempat bersarangannya nyamuk DBD bisa diputus,” tuturnya Reyke.

Lebih lanjut Reyke mengatakan, dikhawatiran saat ini DBD bisa ditularkan melalui transovular. Penularan virus sudah secara vertikal dari nyamuk betina yang infektif dengue kepada keturunannya. Ini berarti nyamuk yang infektif dengue dapat menularkan virus tersebut kepada telur-telurnya.

“Sebelumnya kita hanya tahu kalau nyamuk mendapatkan virus dengue melalui orang yang positif. Karena itu kalau tidak ada yang positif walaupun ada nyamuk Aedes aegypti tidak ada kejadian DBD. Nah, kasus seperti ini lebih serius lagi, ribuan telur nyamuk betina yang kemudian sudah menjadi larva serta menjadi nyamuk dewasa secara otomotis terinfektif dan membawa penyakit DBD. Dengan ditemukan adanya penularan secara transovarial seperti ini maka upaya penanggulanganya juga berbeda,” terang Reyke.

Upaya-upaya mencegahan dikatakan Reyke harus dilakukan secara serius oleh masing-masing masyarakat dengan cara membasmi jentik-jentik nyamuk dengan 3M Plus. Di antaranya Menguras, Menutup, mengubur dan Memantau Jentik, menggunakan lotion anti nyamuk serta menaburkan Abbate Plus menggunakan Kelambu saat tidur.

“Kalau kita fogging, resiko yang ditimbulkan sangat besar. Akan menimbulkan penyakit yang baru. Bisa-bisa ketika sering di fogging, peptisida yang digunakan akan membuat nyamuknya menjadi kebal. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, dan tidak dapat membunuh jentik. Ketika jentik-jentik ini terkontaminasi dengan peptisida fogging, maka akan membuat nyamuk tersebut menjadi kebal dan resisten terhadap peptisida foging.

Sehingga perlu adanya tindakan non kimia dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta 3M Plus. Mulailah dari rumah sendiri, kemudian sosialisasikan kepada tetangga atau lihat tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah tetangga, kerabat atau sanak saudara,” paparnya. (tr-59/ndi/gp/hg)