
Saat mendatangi rumah Almin Antukai, Arifin mengaku mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan.
“Korban malah marah dan mencaci maki ketika saya datang. Bahkan mengancam akan membunuh saya,†ujar Arifin.

Sakit hati mendapat perlakuan tak menggenakkan, Arifin lantas pergi ke kebun. Sekira pukul 20.00 wita, Almin datang pula ke kebun untuk mengecek air nira yang ditampung dari pohon aren.
Diam Arifin kembali ke rumahnya untuk mengambil sebilah parang dan sebuah badik.
Crasssh… ayunan parang Arifin membabat punggung Almin. Dan tanpa ampun, Arifin membabi buta melayangkan parangnya. Serangan itu membuat Almin mengalami luka parah di bagian punggung, bahu, lengan serta perut robek.
“Saya sudah tak bisa kontrol lagi. Dalam pikiran saya, daripada saya dibunuh mendingan saya yang membunuhnya duluan,†beber Arifin.
Setelah memastikan korban meninggal, Arifin kemudian mendatangi Polsek Bolango Utara untuk menyerahkan diri. (tr-50/tr-42/nrt/hargo)