Hargo.co.id, GORONTALO – Kota Gorontalo merupakan salah satu daerah di Provinsi Gorontalo yang rentan terhadap bencana alam, seperti banjir, longsor, gempa bumi bahkan tsunami.
Hal inilah yang kemudian mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo melaksanakan sekolah lapang gempa bumi.
Kegiatan yang dilangsungkan di Belle Li Mbui itu, dilaksanakan selama dua hari sejak Senin (1/7/2024) hingga Selasa (2/7/2024) dan dibuka secara resmi oleh Pj Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin diwakili Staf Ahli Setda Provinsi Gorontalo, Taufik Sidiki.
Kepala BMKG Gorontalo, Andri Wijaya Bidang mengatakan, tujuan BMKG melaksanakan sekolah lapang gempa bumi adalah
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat cara maupun langkah-langkah yang harus dilakukan saat gempa bumi dan tsunami terjadi.
“Di sekolah lapang gempa bumi, para peserta diberikan materi tentang langkah-langkah yang tepat ketika gempa bumi dan tsunami terjadi,” tandas Andri ketika diwawancarai sejumlah wartawan usai kegiatan.
Dia menambahkan, setelah mendapatkan materi, peserta kemudian langsung melakukan praktek
atas materi yang disampaikan oleh para pemateri yang dihadirkan BMKG Gorontalo.
“Hari pertama, peserta menerima materi. Di hari kedua, mereka (Peserta) langsung mempraktekannya. Dimana, kami mengajak peserta ke lokasi yang ada rambu-rambu atau jalur evakuasi, dan menjelaskan peta tsunami juga kepada mereka,” ungkap Andri.
Dirinya berharap, setelah mengikuti program yang dilaksanakan pihaknya, peserta makin siap dan tangguh dalam menghadapi gempa dan tsunami.
“Para peserta yang kami hadirkan ini, sebagian besar tokoh-tokoh masyarakat dan unsur pemerintahan Kelurahan Bugis dan Tenda. Kenapa paling banyak dari dua kelurahan ini. Karena kita ketahui bersama dua kelurahan ini merupakan daerah yang sangat rentan dengan bencana. Kami harap, setelah mengikuti kegiatan ini, materi yang didapat diteruskan kepada warga,” tutup Andri.(*)
Penulis: Rendi Wardani Fathan