Hargo.co.id, GORONTALO – Tokoh masyarakat Kabupaten Bone Bolango, Kris Wartabone mengingatkan warga di daerah tersebut, agar hati-hati dalam memilih calon pemimpin pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang.
Kris menyarankan agar warga, khususnya wajib pilih untuk memilih pemimpin yang tidak pernah terjerembab dalam persoalan hukum. Hal itu, menurutnya, bisa dilihat dari surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
“Negara sudah mengingatkan lewat SKCK. Itu ada pesan moral dan kita harus lihat, ada merek apa di dalam SKCK. Baru disitu saja, kita sudah di wanti-wanti negara untuk menentukan pilihan. Kasarnya, jangan pilih dorang itu,” ujar Kris Wartabone pada sebuah video yang beredar.
Dalam video berdurasi 4.26 menit itu, Kris juga menyentil soal isu yang menyerang calon petahana Merlan Uloli yang berpasangan dengan Syamsu Botutihe lantaran ingin mendisiplinkan ASN, namun diisukan tak mau berbaur dengan para abdi masyarakat.
Menurut mantan wakil ketua DPRD Provinsi Gorontalo itu, isu muncul, karena dampak dari sistem pemerintahan masa lalu. Dimana, lanjut Kris, aparatur Bone Bolango sudah di nina bobokan oleh gaya pemimpin terdahulu.
“Di sini saya bukan karena mendukung Ibu Merlan dan ustad Syamsu. Saya normatif, normal, dan harus begitu sikap saya,” tegas Kris.
Yang harus sebenarnya dilihat dari hal itu, lanjut Kris, adalah keinginan Merlan untuk menjadikan ASN di Bone Bolango sukses seperti dirinya.
“Yang harus dilihat, Merlan adalah ASN yang sukses di luar daerah, wajar dia jika menerapkan disiplin yang ketat, karena dia mau juga aparatur berhasil seperti dia,” ujar Kris Wartabone.
Kris juga mengungkap kekhawatiran dirinya saat Merlan belum menentukan pilihan. Cucu dari pahlawan nasional asal Gorontalo, alm. Nani Wartabone itu, mengaku sempat was-was dengan pendamping Merlan. Namun, saat pilihan dijatuhkan kepada Syamsu Botutihe, Kris bisa lega.
Pasalnya, di matanya, Syamsu Botutihe adalah sosok yang sangat tepat menjadi papan dua dari Merlan Uloli.
“Tidak mungkin seorang ustad berbuat hal-hal yang negatif,” tandasnya.(Jun)