Beras Maknyuss Menghilang dari Pasar dan Ritel Modern

Ekonomi
  MALAH LARIS: Tak seperti di Surabaya, beras Maknyuss di Cilegon bahkan laris diburu pembeli yang penasaran. Seperti di Pasar Kranggot, Kelurahan Jom- bang Wetan, Keca- matan Jombang, Kota Cilegon, Senin (24/7). (jpnn)

Hargo.co.id – Penggerebekan gudang penyimpanan beras merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago di Bekasi, Jawa Barat, berdampak pada penjualan beras segmen premium itu di Surabaya. Beberapa distributor beras di pasar tradisional maupun peritel modern di Surabaya langsung menarik dua beras yang diproduksi PT Indo Beras Utama (IBU), anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk tersebut.

Di pusat penjualan beras di kawasan Pegirian, misalnya. Kini, dua merek beras itu sudah tidak dijual lagi. Beberapa penjual mengaku sudah hampir sepekan tidak lagi menjual dan menerima kiriman beras yang dituding oplosan tersebut.

banner 300x300

Selain karena dituding mengandung beras oplosan, beras dengan harga premium itu juga dinilai terlalu mahal. “Sudah lama tidak dapat kiriman, habis mahal. Minimal harus beli 10 ton. Iya kalau laku, kalau tidak ya bangkrut kami,” kata pemilik UD Sumber Jaya, Li Oey, kepada Radar Surabaya, Senin (24/7).

Menurut Li, beras Maknyuss sebenarnya tidak kalah dengan merek-merek lain. Namun karena iklannya di televisi gencar, maka peminatnya juga cukup banyak. Sebelum ada penggerebekan dan waktu bulan puasa lalu, penjualan Maknyuss dan Cap Ayam Jago diakui mencapai 20 ton selama dua pekan.

Jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan merek-merek sejenis seperti Tawon, Ciganjur, Raja Lele, dan sebagainya. “Harganya sama saja (beras Maknyuss dan merek lain, Red), sekitar Rp 60 ribuan. Mahal memang, tapi kata orang-orang enak,” aku Li.

banner 728x485

Baca selengkapnya di edisi cetak Radar Surabaya, Selasa (25/7/2017)

(sb/han/jek/JPR/hg)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *