Mengomentari soal kurangnya ruang inap bagi pasien di awal tahun ini, Andang mengakui bahwa sejak akhir Desember hingga awal Januari jumlah pasien meningkat.
“Kita hanya mampu menampung pasien itu sebanyak 350 orang. Tapi karena wabah DBD jumlah pasien meningkat menjadi 470 orang. Namun itu bisa kami antisipasi, dengan meminta bantuan dari badan Bencana dan TNI untuk meminjamkan BET. Sementara untuk obat, allhamudillah bisa kita tangani secepatnya dan sekarang pelayanan kepada pasien kami sudah cukupi,” terang Andang.
“Untuk mengantisipasi hal yang terjadi di awal Januari seperti saat ini, kami berencana akan membangun gedung tambahan. Namun kita melihat posisi dari pasien, jika tren ini hanya terjadi di bulan Januari. Maka kami belum memprioritaskan jumlah tambahan bangunan tadi. Tetapi jika kondisi pasien yang membeludak terjadi sampai bulan April, mau tidak mau secepatnya kita membuat ruang inap baru yang bisa menampung lebih dari 100 pasien. Itu sementara kami perjuangkan,” pungkas dr. Andang. (ndi/hargo)