Jembatan Runtuh di Bongomeme, Ali: Sudah Diaspirasikan, Tapi Tak Digubris Pemda

×

Jembatan Runtuh di Bongomeme, Ali: Sudah Diaspirasikan, Tapi Tak Digubris Pemda

Share this article
Aleg dapil Batudaa cs Ali Polapa saat melihat langsung kondisi jembatan yang runtuh, Sabtu (1/4/2023). (Foto: Istimewa)
Aleg dapil Batudaa cs Ali Polapa saat melihat langsung kondisi jembatan yang runtuh, Sabtu (1/4/2023). (Foto: Istimewa)

Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Kabupaten Gorontalo dianggap tak peka tentang apa yang dikeluhkan bukan saja oleh masyarakat, tetapi juga oleh wakil rakyat.

Ini ditegaskan oleh Aleg dapil Batudaa cs Ali Polapa pasca insiden runtuhnya jembatan Tuhiyango diperbatasan Desa Huntulohulawa dan Desa Upomela, Kecamatan Bongomeme, Sabtu (1/4/2023) malam.

Ali mengaku sudah sejak tahun lalu, saat Kepala Dinas PU masih dijabat oleh Romi Syahrain dan Kepala BPBD Sumanti Maku, selaku anggota legislatif perwakilan dari wilayah Bongomeme, pihaknya sudah menginformasikan pada instansi terkait perlunya perbaikan jembatan tersebut. Sayangnya, informasi yang disampaikan tidak ditindaklanjuti. Padahal, kata dia, dari instansi terkait sudah turun langsung untuk melihat kondisi jembatan.

Dirgahayu Radio Republik Indonesia

“Sudah setahun lalu kami bersuara, bahkan sudah turun langsung dengan pimpinan OPD terkait. Kita sudah minta anggaran tidak banyak, hanya kisaran Rp 50 Juta sampai Rp 100 juta untuk perbaikan jembatan, tetapi tidak pernah digubris. Alhasil dengan kondisi ini bukan hanya Rp 50 atau Rp 100 juta yang akan habis, tetapi milyaran,” ketus Ali.

Dikatakan Ali, putusnya jembatan tersebut, berdampak pada terisolirnha lima desa di Kecamatan Bongomeme wilayah selatan.

Runtuhnya jembatan, lanjut dia, karena banjir yang melanda wilayah tersebut beberapa hari ini. Air diwilayah itu, sering naik, padahal sudah sejak lama dan instansi terkait juga sudah tahu jika kaki jembatan tersebut sudah tak bisa menahan beban.

“Jadi pernah jatuh diantara kaki jembatan, namun bisa ditanggulangi warga dan itu artinya pertanda dibawah kaki jembatan ada galian dan memang pengakuan dari Kepala BPBD saat itu sudah harus ada penanganan, tetapi sayangnya sampai saat ini tidak pernah ada tindaklanjut dan akhirnya lebih fatal yang terjadi,” ujar Ali.

Ali mengaku kecewa dan kesal, karena sudah setahun lalu diingatkan oleh pihaknya. Bahkan, sudah ditinjau langsung oleh instansi terkait. Mereka, kata dia, sudah mengakui jika jembatan sudah dalam keadaan memprihatinkan, karena kaki bawahnya sudah goyang dan harus segera ditangani.

Ali juga membeberkan, pasca jembatan runtuh, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo sudah langsung turun dan mengaku siap menindaklanjutinya.

“Tetapi persoalannya saat ini dengan runtuhnya jembatan, putus akses jalan dan lima desa terisolir, memang ada jalan lingkar tetapi sangat jauh dan ini berdampak pada ekonomi masyarakat,” sesal Ali.

Ali menambahkan, sejak dulu meminta perbaikan jembatan melalui aspirasi yang disuarakan sebesar Rp 190 juta. Aspirasi ini, lanjut dia, telah mendapat respon. Yang mana sudah dimasukkan ke dalam APBD induk. Akan tetapi, ujar Ali, ternyata instansi terkait tidak menginputnya. Padahal, kata dia, hal itu merupakan upaya penyelamatan jembatan.

“Saya berharap, pada pemerintah daerah harus segera merealisasikan apa yang dikeluhkan terkait jembatan, jika sudah melihat kondisi dan kalau tidak mau semua jembatan di Kabupaten Gorontalo terancam, maka segera siapkan dana dan dilakukan perbaikan untuk penyelamatan. Karena yang terlihat pemerintah daerah lebih enggan mengeluarkan anggaran Rp 50 sampai Rp 100 juta untuk perbaikan,” Tandasnya aleg tiga periode ini.(*)

Penulis: Deice