hargo.co.id – Buat para pencinta seni, mengunjungi galeri seni merupakan hiburan tersendiri. Seperti halnya mengunjungi salah satu galeri yang ada di Gorontalo. Yups, galeri Riden Baruady. Galeri yang berada di jalan Raya Eyato, Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan itu eksis dan dikenal banyak orang sejak diadakannya pameran oleh pelukis-pelukis ternama Gorontalo di tahun 2016.

Riden Baruady sendiri mengaku bahwa adanya galeri ini karena inspirasi yang didapatnya selama tinggal di Yogyakarta. Untuk karya-karya seninya, Riden mengaku memiliki Katalog yang diberikan kepada setiap pengunjung yang tertarik dengan karyanya dengan harga yang relatif dan berbeda disetiap karya. Bukan hanya itu Riden melelang foto termahalnya untuk mendukung penggalangan dana saat provinsi Gorontalo diperjuangkan.

“Tujuan dari adanya galeri ini, ialah memberikan ruang bagi siapa yang yang memiliki karya dan kreasi yang siap untuk dipamerkan. Tidak ada tarif yang diminta jika ada yang ingin memamerkan karyanya disini. Yang penting ada panitia dan surat izin keramaian dari Kepolisian,” ujar Riden Baruady.

“Seni itu, yah, memang sulit diungkapkan,†tutur Om Riden (begitu mereka memanggilnya).
Menurutnya, seni adalah symbol sebuah kejujuran hati, symbol kejujuran emosi yang kita rasakan. “Kita mau sedih, senang, terkesima, kadang kita suka canggung mengungkapkan, nah, seni sangat terbuka untuk menampung itu,†ujarnya lagi.

Menurut Riden Baruadi, ketika seni berhasil diungkapkan, ada rasa puas yang setara dengan syukur. Seorang seniman, kata Riden tidak membatasi dari konteks mana dia melihat sebuah objek. “Termasuk seni foto,†katanya.
Nah bicara soal karya seni, berangkat dari mata kuliah dasar-dasar Fotografi dan Jurnalisme Foto, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Gorontalo angkatan 2015 dan 2016 ini menggelar sebuah pameran foto dengan tema “People in Frame” sebagai Ujian Tengah Semester mereka. Didalam pameran yang berlangsung sejak tanggal 6-9 April 2017 tersebut. Ada sekitar 300 foto yang dipamerkan, didalamnya memuat tentang Keramaian, Rule of Third, Daily life dan Art. Para Mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut, mengaku bangga karena karya-karyanya bisa dipamerkan di Gallery milik photographer senior Gorontalo Riden Baruady.

Pameran tersebut juga diisi dengan diskusi foto oleh Ronal Bidjuni yang juga merupakan salah satu Photographer Gorontalo, juga ada Games tradisional Kalaria, serta dimeriahkan oleh penampilan dari Gorapu pada malam ketiga.
“Karena Mohamad Reza selaku Dosen pengampu mata kuliah saat itu sedang berada di luar daerah, pameran ini pun kami persiapkan secara mandiri oleh kami selaku mahasiswa sendiri. Ini adalah first pameran foto mahasiswa Ilmu Komunikasi diluar kampus, Alhamdulilah sudah ada ratusan pengunjung yang melihat karya kami. Om Riden Baruadi pun sangat men-support acara ini.” aku Arya Pangestu ketua Panitia. (ZT-08/hargo)
KATA MEREKA TENTANGÂ GALERI SENI :

Universitas Negeri Gorontalo
Karya Seni Juga Butuh Pengakuan
Sangat penting untuk mengabadikan karya sendiri dengan memajangnya agar dapat dilihat oleh orang banyak. Selain itu, agar mereka yang melihat tau bahwa karya seni itu mahal dan tidak boleh diremehkan, karena orang-orang yang ada di dalam seni itu sangat butuh untuk memberikan pengakuan dan mempromosikan bakatnya sendiri. Hal ini juga diuntungkan dalam menciptakan kesadaran bagi seni di antara masyarakat umum. Dan juga dapat menjadi upaya untuk mengekalkan seni itu sendiri. (ZT-06)

Ilmu Komunikasi UNG
Proud and Exited
Ketika foto hasil jepretan saya bisa dipamerkan dan masuk ke Gallery milik Riden Baruwady, tentunya saya sangat senang dan exited. Bagaimana tidak? Riden Baruwadi merupakan seorang Photographer profesional. Tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan saya yang masih amatir dan masih belajar. Sehingga hal tersebut menjadi kebanggan tersendiri untuk saya. (ZT-08)