Kabar Nusantara

Ketum AMSI: Kami Tetap Konsisten Bangun Ekosistem Media Sehat dan Berkualitas

×

Ketum AMSI: Kami Tetap Konsisten Bangun Ekosistem Media Sehat dan Berkualitas

Sebarkan artikel ini
AMSI Media
Ketua AMSI, Wenseslaus Manggut. (Foto: Istimewa)

Hargo.co.id, JAKARTA – Sebanyak 15 media telah mengundurkan diri dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Delapan diantaranya adalah Media Pendiri AMSI.

badan keuangan

Ketua Umum (Ketum) AMSI, Wenseslaus Manggut dalam keterangan tertulisnya mengatakan, 15 media itu merupakan bagian dari 470 anggota AMSI yang ada di 27 provinsi di seluruh Indonesia.

Ia mengatakan, Pengurus Pusat AMSI sudah menerima surat pengunduran diri 15 media itu. Pihaknya , kata dia, berusaha memahami isinya.

badan keuangan

Beberapa surat pengunduran diri itu sudah dibalas dengan menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama membesarkan asosiasi ini.

Sebagai asosiasi perusahaan media yang memiliki 470 anggota, kata Wenseslaus, AMSI tentu penuh dinamika. Apalagi Media ini juga beraneka ragam jenis dan segmentasi serta model bisnisnya.

“Ini hal wajar bagi organisasi manapun. Dari situlah seringkali sebuah organisasi tumbuh dan hidup serta berupaya tetap berguna bagi anggota dan masyarakat umum,” kata Wenseslaus.

AMSI Tetap Meneruskan Program Organisasi

Wenseslaus Manggut mengatakan, AMSI akan meneruskan misi dan program organisasi dengan dukungan dari sejumlah anggota grup media tersebut.

Diantaranya MNC, Tribun, Tempo, Kapanlagi Youniverse (KLY), Viva, Katadata, Suara, Mahaka, Radar-Jawa Pos dan anggota lainnya.

Semua media tersebut aktif di kepengurusan dan menjalankan visi misi yang disepakati bersama dalam bingkai yang tetap hangat penuh kekeluargaan.

“Pengurus Pusat dan anggota AMSI di seluruh Indonesia menilai belum terang benar dinamika mana yang menjadi alasan pengunduran diri teman-teman,” kata Wenseslaus.

Menurutnya, dalam pengumuman mereka, tidak jelas visi awal mana yang dianggap tak lagi sejalan, maupun program mana yang dinilai melanggar kesepakatan.

“Tetapi kerjasama dan perkawanan selama membangun AMSI rasanya terlampau penting untuk sekedar diusik oleh pertanyaan tentang sebuah alasan,” katanya.

Berita Terkait:  Ini Rencana Jokowi Usai Menjabat Presiden RI

Ia menuturkan, pada 18 April 2017, AMSI didirikan dengan tujuan yang disepakati bersama, yaitu mendorong ekosistem media di Indonesia menjadi sehat.

Anggota juga sepakat untuk menghargai jurnalisme berkualitas, patuh pada serangkaian kode etik dan tunduk pada kepentingan publik.

“Hanya dengan itu fungsi kita sebagai pers bisa dirasakan manfaatnya dan relevan untuk masyarakat umum,” kata Wenseslaus.

“Itu sebabnya, selama enam tahun terakhir, AMSI fokus pada serangkaian program perbaikan internal. Juga membenahi konten, mendorong perbaikan sisi teknologi dan model bisnis,” tambahnya.

Motivasi, Adaptasi dan Kerjasama

AMSi, kata Wenseslaus Manggut, juga memotivasi anggota agar memelihara relevansi dengan kebutuhan publik. Sembari terus beradapsi dengan perkembangan dunia digital yang berubah begitu cepat.

Demi semua tujuan itu, AMSI bekerjasama dengan lembaga pemerintahan, kampus, perusahaan swasta di dalam negeri maupun luar negeri, serta banyak lembaga internasional.

AMSI juga aktif sebagai konsituen Dewan Pers merumuskan regulasi dan kebijakan untuk merawat dan menjaga kebebasan pers. Juga meningkatkan kualitas jurnalis dan pers di Indonesia.

AMSI juga menggelar begitu banyak pelatihan, program pendampingan media, coaching clinic dan beasiswa (fellowship) bagi ratusan media anggotanya.

“Secara berkala, kami memberikan award untuk media-media yang dinilai berhasil menjadi contoh perbaikan dan pertumbuhan digital di Indonesia,” tuturnya.

Menurutnya, semua program kerja itu penting dilakukan agar media tetap dipercaya sebagai rujukan informasi bagi masyarakat umum, di tengah membanjirnya konten di jagat digital dewasa ini.

AMSI menyadari bahwa menjaga ekosistem media demi kemuliaan jurnalisme itu, tidak bisa dilakukan sendirian.

Di lansekap digital, ada begitu banyak pihak yang menentukan perjalanan sebuah berita dari ruang redaksi sampai ke layar ponsel publik.

Berita Terkait:  Brigadir Taruna Akpol Helena Fiorentina Sinurat Harumkan Nama Indonesia di Kancah Internasional

Karena itu, selain menyambungkan media anggota dengan channel distribusi konten, AMSI juga secara aktif mendorong platform agar mengutamakan konten yang berkualitas pada kanal distribusi mereka.

“Termasuk sejak awal ikut serta dalam menyusun draft Perpres publisher rights dan aktif di tim media sustainability yang dibentuk Dewan Pers,” ujarnya.

Komitmen Menjaga Publik dari Racun Disinformasi

Wenseslaus Manggut juga mengatakan, sejak Pemilu 2019 lalu, AMSI ikut menginisiasi program cekfakta.com bersama AJI dan Mafindo.

“Itu sebagai ikhtiar bersama menjaga publik dari racun disinformasi dan misinformasi (hoaks),” kata Wenseslaus Manggut.

Ia juga mengatakan, sudah ratusan media anggota AMSI mendapat pelatihan melawan hoaks. Program ini berlanjut untuk mengawal pemilu 2024 agar publik bisa memilih berdasarkan informasi yang terpercaya.

AMSI adalah asosiasi penerbit/perusahaan media siber yang tidak mencari keuntungan (nirlaba) sebagaimana disebut dalam pasal tujuh (7) Anggaran Dasar organisasi.

AMSI juga bukan asosiasi jurnalis dan bukan asosisasi pemimpin redaksi.

“Namun pada dunia digital, kami menyadari model bisnis media yang sehat akan menentukan kualitas jurnalismenya,” kata Wenseslaus.

Untuk itu, pada 6 Juli 2023, AMSI menerbitkan prinsip keterpercayaan media yang merangkum syarat bagi media agar bisa selalu dipercaya publik.

Semua itu, kata Wenseslaus, bisa dibaca di laman resmi AMSI di https://www.amsi.or.id/trust-worthy-news/

Pada 23 November 2022, AMSI juga meluncurkan agensi periklanan digital sebagai program yang diamanatkan Kongres 2020 dan Rakernas 2021.

Ini adalah bagian dari strategi AMSI menyehatkan ekosistem bisnis media siber di Indonesia, khususnya bagi media anggota AMSI yang berbasis di daerah.

Agensi ini tidak akan memasukkan inventori media besar dan tidak bermain di wilayah direct ads.

Agensi yang dibangun AMSI akan fokus menarik programmatic ads. Di mana kerap dijumpai iklan brand bagus tapi salah landing di media abal-abal, situs judi atau media yang menyebar ujaran kebencian.

Berita Terkait:  Ini Hari Besar Nasional di Bulan Juli 2023, Liburnya Hanya Sehari

“Praktek iklan yang salah sasaran itu yang ingin diperbaiki AMSI,” ujarnya.

Namun, kata Wenseslaus untuk memastikan implementasinya dipahami dan disetujui semua anggota. Aktivasi agency ini akan dibahas dalam Kongres AMSI mendatang.

Pada akhir 2022, pengurus AMSI juga menerima pengaduan soal nama media anggota yang mirip atau meniru-niru brand media tertentu.

Karena media yang diadukan juga memiliki badan hukum, merknya resmi terdaftar dan sudah terverifikasi faktual oleh Dewan Pers.

“Pengurus AMSI memutuskan persoalan ini akan diselesaikan di forum organisasi tertinggi, yakni kongres,” ungkapnya.

Pada akhirnya, semua media berhak menentukan asosiasi mana yang menjadi wadahnya beraktivitas dan menyalurkan aspirasi, atau juga sama sekali tidak masuk asosiasi manapun.

“Sekali lagi terimakasih untuk 15 media yang mundur per 28 Juli ini, atas sumbangsih turut mewarnai perjalanan membesarkan AMSI,” tutur Wenseslaus.

“AMSI akan terus konsisten membesarkan industri media digital Indonesia agar makin sehat bisnisnya dan makin berkualitas kontennya. Itu sebagaimana kita deklarasikan dan cita-citakan bersama,” tandasnya.(*)

Rilis: Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)