Kursi Berbahan Dasar Rotan di Gorontalo Semakin Sepi Peminat

Ekonomi
Salah satu kerajinan kursi rotan yang berada di Jalan Flamboyan, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. (Foto: Indrawati Endris untuk HARGO)
  Salah satu kerajinan kursi rotan yang berada di Jalan Flamboyan, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. (Foto: Indrawati Endris untuk HARGO)

Hargo.co.id, GORONTALO – Kerajinan kursi rotan di Gorontalo yang dulunya menjadi salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan, saat ini semakin sepi peminat.

Hal itu diungkapkan Abdul Hasim, selaku pengrajin kursi rotan yang beralamat di Jalan Flamboyan, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, kepada Wartawan media ini, Selasa (14/03/2023).

“Untuk sekarang ini, peminat kursi rotan masih terhitung sepi, dan biasanya akan melunjak pada saat nanti bulan suci Ramadan,” ungkap Abdul Hasim.

Selain itu kata Abdul Hasim, biasanya dalam sebulan, ada dua hingga tiga set kursi rotan hasil karyanya yang akan terjual, akan tetapi sekarang hanya satu set saja yang terjual. Menurutnya ini tidak seperti biasanya, terlebih bulan suci Ramadan tinggal beberapa hari lagi.

“Selama pembuatan, saya tidak berpatokan untuk menyetok berapa banyak kursi rotan yang akan saya buat. Hanya saja tergantung pada bahan bakunya,” kata Abdul Hasim.

Ia menjelaskan bahwa ditempat usahanya sendiri saat ini menawarkan pembelian baik dalam bentuk grosir maupun eceran. Untuk harga kursi rotan eceran dibanderol dengan harga Rp.1.550.000 sampai Rp.1.600.000. Sementara untuk Harga grosir ditawarkan dengan harga Rp.1.250.000 hingga Rp.1.300.000.

“Untuk hasil penjualan kursi rotan ini, saya gunakan lagi untuk membeli bahan baku rotan, namun karena saat ini masih minim pembeli, jadi omzet penjualannya juga tidak menentu,” jelas Abdul Hasim.

Hal senada juga diungkapkan salah satu pedagang kirsi rotan, Salma Putri, yang mengaku bahwa tahun ini penjualan kursi rotan di Gorontalo menurun drastis. Ia bahkan harus menurunkan harga hanya untuk menarik minat pembeli.

“Kalau dijual di atas harganya, lambat sekali. Sekarang ini saya jual dengan harga di bawah, karena kalau harganya turun, semoga pembeli akan bertambah,” ungkap Salma Putri.

Berbeda dengan pengalamannya di tahun-tahun sebelumnya, menurut Salma Putri, biasanya menjelang pelaksanaan ibadah bulan suci Ramadan, warga yang minat membeli kerajinan kursi rotan mulai meningkat. Namun nyatanya saat ini sudah berkurang bahkan tidak ada lagi.

“Biasanya saya itu kalau sudah dekat bulan suci Ramadan seperti ini ada banyak yang beli, tapi sekarang berkurang,” tutup Salma Putri.(*)

Penulis: Indrawati Endris
Editor: Zulkifli Polimengo

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *